Jumat, 17 April 2020
ENAKNYA SAAT KONTOLKU DIJEPIT DIANTARA SUSU MONTOK MILIK TEMANKU
Lega rasanya aku melihat pagar rumah kosku setelah terjebak dalam kemacetan jalan dari kampusku, Kulirik jam tanganku yang menunjukkan pukul 21.05 yang berarti aku telah menghabiskan waktu satu jam terjebak dalam arus lalulintas Jakarta yang begitu mengerikan.
Setelah memarkir mobilku, bergegas aku menuju ke kamarku dan kemudian langsung menghempaskan tubuh penatku ke ranjang tanpa sempat lagi menutup pintu kamar. Baru saja mataku tertutup, tibatiba saja aku dikejutkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang disertai dengan teriakan nyaring dari suara yang sudah sangat aku kenal.
Ko, loe baru pulang yah? gelegar suara Voni memaksa mataku untuk menatap asal suara itu.
iya, memangnya ada apa sih teriakteriak? jawabku sewot sambil mengucek mataku.
Ini gue mau kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung jawabnya sambil tangan kirinya menarik tangan seorang cewek masuk ke kamarku.
Kuperhatikan cewek yang disebut Voni sebagai sepupunya itu, sambil tersenyum aku menyodorkan tangan kananku kearahnya Hai, namaku Riko
Lydia jawabnya singkat sambil tersenyum kepadaku.
Sambil membalas senyumannya yang manis itu, mataku mendapati sesosok tubuh setinggi kirakira 165 cm, walaupun dengan perawakan sedikit montok namun kulitnya yang putih bersih seakan menutupi bagian tersebut.
Riko ini teman baik gue yang sering gue ceritain ke kamu celetuk Voni kepada Lydia.
Oh..
Nah, sekarang kan loe berdua udah tau nama masingmasing, lain kali kalo ketemu kan bisa saling memanggil, gue mau mandi dulu yah, daag.. kata Voni sambil berjalan keluar dari kamarku.
Aku menanggapi perkataan Voni barusan dengan kembali tersenyum ke Lydia.
Cantik juga sepupu Voni ini pikirku dalam hati.
Lydia ke Jakarta buat liburan yah? tanyaku kepadanya.
Iya, soalnya bosen di Bandung melulu jawabnya.
Loh, memangnya kamu nggak kuliah?
Nggak, sehabis SMA aku cuma bantubantu Papa aja, males sih kuliah.
Rencananya berapa lama di Jakarta?
Yah.. sekitar 2 minggu deh
Riko aku ke kamar Voni dulu yah, mau mandi juga
Oke deh
Sambil tersenyum lagi dia berjalan keluar dari kamarku. Aku memandang punggung Lydia yang berjalan pelan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang terlihat jelas dari balik kaos putih ketat yang membaluti tubuhnya yang agak bongsor itu sambil membayangkan dadanya yang juga montok itu. Setelah menutup pintu kamarku, kembali kurebahkan tubuhku ke ranjang dan hanya dalam sekejab saja aku sudah terlelap.
Ko, bangun dong
Aku membuka kembali mataku dan mendapatkan Voni yang sedang duduk di tepi ranjangku sambil menggoyangkan lututku.
Ada apa sih? tanyaku dengan nada sewot setelah untuk kedua kalinya dibangunkan.
Kok marahmarah sih, udah bagus gue bangunin. Liat udah jam berapa masih belom mandi!
Aku menoleh ke arah jam dindingku sejenak.
Jam 11, emang kenapa kalo gue belum mandi?
Kan loe janji mau ngetikin tugas gue kemaren
Aduh Voni.. kan bisa besok..
Nggak bisa, kan kumpulnya besok pagipagi
Aku bergegas bangun dan mengambil peralatan mandiku tanpa menghiraukan ocehan yang terus keluar dari mulut Voni.
Ya udah, gue mandi dulu, loe nyalain tuh komputer!
Tulisan di layar komputerku sepertinya mulai kabur di mataku.
Gila, udah jam 1, tugas sialan ini belum selesai juga gerutuku dalam hati.
Tok.. Tok.. Tok.. bunyi pintu kamarku diketok dari luar.
Masuk! teriakku tanpa menoleh ke arah sumber suara.
Terdengar suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup lagi dengan keras sehingga membuatku akhirnya menoleh juga. Kaget juga waktu kudapati ternyata yang masuk adalah Lydia.
Eh maaf, tutupnya terlalu keras sambil tersenyum malu dia membuka percakapan.
Loh, kok belum tidur? dengan heran aku memandangnya lagi.
Iya nih, nggak tau kenapa nggak bisa tidur
Voni mana? tanyaku lagi.
Dari tadi udah tidur kok
Gue dengar dari dia katanya elo lagi buatin tugasnya yah?
Iya nih, tapi belum selesai, sedikit lagi sih
Emang ngetikin apaan sih? sambil bertanya dia mendekatiku dan berdiri tepat disamping kursiku.
Aku tak menjawabnya karena menyadari tubuhnya yang dekat sekali dengan mukaku dan posisiku yang duduk di kursi membuat kepalaku berada tepat di samping dadanya. Dengan menolehkan kepalaku sedikit ke kiri, aku dapat melihat lengannya yang mulus karena dia hanya memakai baju tidur model tanpa lengan. Sewaktu dia mengangkat tangannya untuk merapikan rambutnya, aku dapat melihat pula sedikit bagian dari BHnya yang sekarang berwarna krem muda.
Busyet.. loe harum amat, pake parfum apa nih?
Bukan parfum, lotion gue kali
Lotion apaan, bikin terangsang nih candaku.
Body Shop White Musk, kok bikin terangsang sih? tanyanya sambil tersenyum kecil.
Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya
Masa sih? berarti sekarang udah terangsang dong
Agak terkejut juga aku mendengar pertanyaan itu.
Janganjangan dia lagi memancing gue nih.. pikirku dalam hati.
Emangnya loe nggak takut kalo gue terangsang sama elo? tanyaku iseng.
Nggak, memangnya loe kalo terangsang sama gue juga berani ngapain?
Gue cium loe ntar kataku memberanikan diri.
Tanpa kusangka dia melangkah dari sebelah kiri ke arah depanku sehingga berada di tengahtengah kursi tempat aku duduk dengan meja komputerku.
Beneran berani cium gue? tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil.
Wah kesempatan nih pikirku lagi.
Aku bangkit berdiri dari dudukku sambil mendorong kursiku sedikit ke belakang sehingga kini aku berdiri persis di hadapannya.
Sambil mendekatkan mukaku ke wajahnya aku bertanya Bener nih nggak marah kalo gue cium?
Dia hanya tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku.
Tanpa pikir panjang lagi aku segera mencium lembut bibirnya. Lydia memejamkan matanya ketika menerima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku pelan kedalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang segera bertaut dan saling memutar ketika bertemu. Sentuhan erotis yang kudapat membuat aku semakin bergairah dan langsung menghujani bibir lembut itu dengan lidahku.
Sambil terus menjajah bibirnya aku menuntun pelan Lydia ke ranjang. Dengan mata masih terpejam dia menurut ketika kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku semakin bernafsu dan segera saja lidahku berpindah tempat ke bagian leher dan turun ke area dadanya.
Setelah menanggalkan bajunya, kedua tanganku yang kususupkan ke punggungnya sibuk mencari kaitan BHnya dan segera saja kulepas begitu aku temukan. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya dan dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil segera terpampang indah didepanku. Kuremas pelan dua susu montok nya yang besar namun sayang tidak begitu kenyal sehingga terkesan sedikit lembek.
Puting susu montok nya yang mungil tak luput dari serangan lidahku. Setiap aku jilati puting mungil tersebut, Lydia mendesah pelan dan itu membuatku semakin terangsang saja. Entah bagaimana kabar penisku yang sedari tadi telah tegak berdiri namun terjepit diantara celanaku dan selangkangannya.
Putingnya yang kecil memang sedikit menyusahkan buatku sewaktu menyedot bergantian dari toket kiri ke toket kanannya, namun desahan serta gerakangerakan tubuhnya yang menandakan dia juga terangsang membuatku tak tahan untuk segera bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.
Namun ketika aku hendak melepas celananya, tibatiba saja dia menahan tanganku.
Jangan Riko!
Kenapa?
Jangan terlalu jauh.
Wah, masa berhenti setengahsetengah, nanggung nih..
Pokoknya nggak boleh setengah berteriak Lydia bangkit dan duduk di ranjang.
Kulihat dua susu montok nya bergantung dengan anggunnya di hadapanku.
Kasihan ama ini nih, udah berdiri dari tadi, masa disuruh bobo lagi? tanyaku sambil menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.
Tanpa kusangka lagi, tibatiba saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Aku hanya diam ketika dia melakukan hal itu, pikirku mungkin saja dia berubah pikiran. Tetapi ternyata dia kemudian menggenggam penisku dan dengan pelan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding kamar dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat.
Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.
Lyd.. mau keluar nih.. lirih kataku sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan ini.
Bentar, tahan dulu Ko..jawabnya sambil melepaskan kocokannya.
Loh kok dilepas? tanyaku kaget.
Tanpa menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan dua susu montok nya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.
Sebelum aku sempat bertindak apaapa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susu montok nya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Kali ini seluruh uraturat dan sendisendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi.
Enak nggak Ko? tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.
Gila.. enak banget Sayang.. terus kocok yang kencang..
Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Sesekali memutar arah ke bagian belakang untuk merasakan pantatnya yang lembut.
Ahh.. ohh.. desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya.
Kocokan serta jepitan susu montok nya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.
Lyd.. aku keluar..
Tanpa bisa kutahan lagi semprotan lahar panasku yang kental segera menyembur keluar dan membasahi lehernya dan sebagian area dadanya. Seluruh tubuhku lemas seketika dan hanya bisa bersandar di dinding kamar. Aku memandang nanar ke Lydia yang saat itu bangkit berdiri dan mencari tissue untuk membersihkan bekas spermaku. Ketika menemukan apa yang dicari, sambil tersenyum lagi dia bertanya
Kamu seneng nggak
Aku mengangguk sambil membalas senyumannya.
Jangan bilang siapasiapa yah, apalagi sama Voni katanya memperingatkanku sambil memakai kembali BH dan bajunya yang tadi kulempar entah kemana.
Iyalah.. masa gue bilangbilang, nanti kamu nggak mau lagi ngocokin gue
Lydia kembali hanya tersenyum padaku dan setelah menyisir rambut panjangnya dia pun beranjak menuju pintu.
Gue bersihbersih dulu yah, abis itu mau bobo ujarnya sebelum membuka pintu.
Thanks yah Lyd.. besok kesini lagi yah balasku sambil menatap pintu yang kemudian ditutup kembali oleh Lydia.
BOLOS KULIAH MEMBAWA NIKMAT
Kenalkan, namaku Tama, Aku adalah seorang mahasiwa tingkat 3 di sebuah perguruan negeri tinggi di Kota Bandung. Postur tubuhku biasa saja, tinggi 173 cm dengan berat 62 kg, namun karena aku ramah, lumayan pintar, serta lumayan kaya maka aku cukup terkenal di kalangan adik maupun kakak kelas jurusanku.
Pagi itu aku tergesa – gesa memarkir Honda Accordku di parkiran kampus. Setengah berlari aku menuju ke gedung kuliah yang berada sekitar 400 m dari parkiran tersebut, sambil mataku melirik ke jam tangan Albaku yang telah menunjukkan pukul 8.06. Shit..! Kalau saja tadi malam aku tidak nekat menonton pertandingan bola tim favoritku (Chelsea) sampai pukul 2 larut malam pasti aku tidak akan terlambat seperti ini.
“Kalau saja pagi ini bukan Pak Noel yang mengajar, tentu saja aku masih berjalan santai menuju ruang kuliah. Ya, Pak Noel yang berusia sekitar 40 tahunan memang sangat keras dalam urusan disiplin, terlambat sepuluh menit saja pastilah pintu ruangan kuliah akan dikuncinya. Kesempatan “titip absen” pun nyaris tidak ada karena ia hampir selalu mengecek daftar peserta hadir. Parahnya lagi, kehadiran minimal 90% adalah salah satu prasyarat untuk dapat lulus dari mata kuliah ajarannya.”
Tersentak dari lamunanku, ternyata tanpa sadar aku sudah berada di gedung kuliah, namun tidak berarti kesulitanku terhenti sampai disini. Ruanganku berada di lantai 6, sedangkan pintu lift yang sedari tadi kutunggu tak kunjung terbuka.
Mendadak, dari belakang terdengar suara merdu menyapaku. “Hai Tama..!” Akupun menoleh, ternyata yang menyapaku adalah adik angkatanku yang bernama Dwi. “Hai juga” jawabku sambil lalu karena masih dalam keadaan panik. “Kerah baju kamu terlipat tuh” kata Dwi. Sadar, aku lalu membenarkan posisi kerah kemeja putihku serta tak lupa mengecek kerapihan celana jeansku. “Udah, udah rapi kok. Hmm, pasti kamu buru – buru ya?” kata Dwi lagi. “Iya nih, biasa Pak Noel” jawabku. “Mmh” Dwi hanya menggumam.
Setelah pintu lift terbuka akupun masuk ke dalam lift. Ternyata Dwi juga melakukan hal yang sama. Didalam lift suasananya sunyi hanya ada kami berdua, mataku iseng memandangi tubuh Dwi. Ternyata hari itu ia tampil sangat cantik. Tubuh putih mulusnya setinggi 167 cm itu dibalut baju kaos Gucci pink yang ketat, memperlihatkan branya yang berwarna hitam menerawang dari balik bajunya. Sepertinya ukuran payudaranya cukup besar, mungkin 34D. Ia juga mengenakan celana blue jeans Prada yang cukup ketat. Rambutnya yang lurus sebahu terurai dengan indahnya. Wangi parfum yang kutebak merupakan merk Kenzo Intense memenuhi udara dalam lift, sekaligus seperti beradu dengan parfum Boss In Motion milikku. Hmm pikirku, pantas saja Dwi sangat diincar oleh seluruh cowo di jurusanku, karena selain ia masih single tubuhnya juga sangat proporsional. Lebih daripada itu prestasi akademiknya juga cukup cemerlang. Namun jujur diriku hanya menganggap Dwi sebagai teman belaka. Mungkin hal itu dikarenakan aku baru saja putus dengan pacarku dengan cara yang kurang baik, sehingga aku masih trauma untuk mencari pacar baru.
Tiba – tiba pintu lift membuka di lantai 4. Dwi turun sambil menyunggingkan senyumnya kepadaku. Akupun membalas senyumannya. Lewat pintu lift yang sedang menutup aku sempat melihat Dwi masuk ke sebuah ruang studio di lantai 4 tersebut. Ruang tersebut memang tersedia bagi siapa saja mahasiwa yang ingin menggunakannya, AC didalamnya dingin dan pada jam pagi seperti ini biasanya keadaannya kosong. Aku juga sering tidur didalam ruangan itu sehabis makan siang, abisnya sofa disana empuk dan enak sih. Hehehe…
Setelah itu lift pun tertutup dan membawaku ke lantai 6, tempat ruang kuliahku berada. Segera setelah sampai di pintu depan ruang kuliahku seharusnya berada, aku tercengang karena disana tertempel pengumuman singkat yang berbunyi “kuliah Pak Noel ditunda sampai jam 12. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Ttd: Tata Usaha Departemen”
Sialan, kataku dalam hati. Jujur saja kalau pulang lagi ke kostan aku malas, karena takut tergoda akan melanjutkan tidur kembali. Bingung ingin melakukan apa selagi menunggu, aku tiba – tiba saja teringat akan Dwi. Bermaksud ingin membunuh waktu dengan ngobrol bersamanya, akupun bergegas turun kelantai 4 sambil berharap kalau Dwi masih ada disana.
Sesampainya di lantai 4 ruang studio, aku tidak tahu apa Dwi masih ada didalam atau tidak, karena ruangan itu jendelanya gelap dan ditutupi tirai. Akupun membuka pintu, lalu masuk kedalamnya. Ternyata disana ada Dwi yang sedang duduk disalah satu sofa didepan meja ketik menoleh ke arahku, tersenyum dan bertanya “Hai Tama, ngga jadi kuliah?” “Kuliahnya diundur” jawabku singkat. Iapun kembali asyik mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Aku memandang berkeliling, ternyata ruangan studio selebar 4X5 meter itu kosong, hanya ada suaraku, suara Dwi, dan suara AC yang bekerja. Secara tidak sadar aku mengunci pintu, mungkin karena ingin berduaan aja dengan Dwi. Maklum, namanya juga cowo, huehehe…
Penasaran, aku segera mendekati Dwi. “Hi Dwi, lagi ngapain sendirian disini?” “Oh, ini lagi ngerjain tugas. Abis dihimpunan rame banget sih ,jadi aku ga bisa konsentrasi.” “Eh, kebetulan ada Tama, udah pernah ngambil kuliah ini kan?” Tanya Dwi sambil memperlihatkan tugas di layar laptopnya. Aku mengangguk singkat. “Bisa ajarin Dwi ngga caranya, Dwi dari tadi gak ketemu cara ngerjainnya nih?” pinta Dwi. Akupun segera mengambil tempat duduk disebelahnya, sambil mengajarinya cara pengerjaan tugas tersebut. Daripada aku bengong, pikirku. Mulanya saat kuajari ia belum terlalu mengerti, namun setelah beberapa lama ia segera paham dan tak lama berselang tugasnya pun telah selesai.
“Wah, selesai juga. Ternyata gak begitu susah ya. Makasih banget ya Tama, udah ngerepotin kamu.” Kata Dwi ramah. Iapun menutup laptop Toshibanya dan mengemasnya. “Apa sih yang ngga buat cewe tercantik di jurusan ini” kataku sekedar iseng menggoda. Dwi pun malu bercampur gemas mendengar perkataanku, dan secara tiba – tiba ia berdiri sambil berusaha menggelitiki pinggangku. Aku yang refleksnya memang sudah terlatih dari olahraga karate yang kutekuni selama ini pun dapat menghindar, dan secara tidak sengaja tubuhnya malah kehilangan keseimbangan serta pahanya mendarat menduduki pahaku yang masih duduk. Secara tidak sengaja tangan kanannya yang tadinya ingin menggelitikiku menyentuh kemaluanku. Spontan, adik kecilku pun bangun. “Iih, Tama kok itunya tegang sih?” kata Dwi sambil membenarkan posisi tangannya. “Sori ya” kataku lirih. Kami pun jadi salah tingkah, selama beberapa saat kami hanya saling bertatapan mata sambil ia tetap duduk di pangkuanku.
Melihat mukanya yang cantik, bibirnya yang dipoles lip gloss berwarna pink, serta matanya yang bulat indah membuatku benar – benar menyadari kecantikannya. Ia pun hanya terus menatap dan tersenyum kearahku. Entah siapa yang memulai, tiba – tiba kami sudah saling berciuman mulut. Ternyata ia seorang pencium yang hebat, aku yang sudah berpengalamanpun dibuatnya kewalahan. Harum tubuhnya makin membuatku horny dan membuatku ingin menyetubuhinya.
Seolah mengetahui keinginanku, Dwi pun merubah posisi duduknya sehingga ia duduk di atas pahaku dengan posisi berhadapan, daerah vaginanya yang masih ditutupi oleh celana jenas menekan penisku yang juga masih berada didalam celanaku dengan nikmatnya. Bagian dadanya pun seakan menantang untuk dicium, hanya berjarak 10 cm dari wajahku. Kami berciuman kembali sambil tanganku melingkar kepunggungnya dan memeluknya erat sekali sehingga tonjolan dibalik kaos ketatnya menekan dadaku yang bidang. “mmhh.. mmmhh..” hanya suara itu yang dapat keluar dari bibir kami yang saling beradu.
Puas berciuman, akupun mengangkat tubuh Dwi sampai ia berdiri dan menekankan tubuhnya ke dinding yang ada dibelakangnya. Akupun menciumi bibir dan lehernya, sambil meremas – remas gundukan payudaranya yang terasa padat, hangat, serta memenuhi tanganku. “Aaah, Tama…” Erangannya yang manja makin membuatku bergairah. Kubuka kaos serta branya sehingga Dwi pun sekarang telanjang dada. Akupun terbelalak melihat kecantikan payudaranya. Besar, putih, harum, serta putingnya yang berwarna pink itu terlihat sedikit menegang. “Tama…” katanya sambil menekan kepalaku kearah payudaranya. Akupun tidak menyia – nyiakan kesempatan baik itu. Tangankupun meremas, menjilat, dan mencium kedua belah payudaranya. Kadang bibirku mengulum putting payudaranya. Kadang bongkahan payudaranya kumasukkan sebesar mungkin kedalam mulutku seolah aku ingin menelannya, dan itu membuat badan Dwi menggelinjang. “Aaahh… SShhh…” aku mendongak keatas dan melihat Dwi sedang menutup matanya sambil bibirnya mengeluarkan erangan menikmati permainan bibirku di payudaranya. Seksi sekali dia saat itu. Putingnya makin mengeras menandakan ia semakin bernafsu akan “pekerjaanku” di dadanya.
Puas menyusu, akupun menurunkan ciumanku kearah pusarnya yang ternyata ditindik itu. Lalu ciumanku makin mengalir turun ke arah selangkangannya. Akupun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamnya yang hitam semi transparan itu, namun itu tak cukup untuk menyembunyikan gundukan vaginanya yang begitu gemuk dari pandanganku. Akupun mendekatkan hidungku ke arah vaginanya, tercium wangi khas yang sangat harum. Ternyata Dwi sangat pintar dalam menjaga bagian kewanitaannya itu. Sungguh beruntung diriku dapat merasakan miliknya Dwi.
Akupun mulai menyentuh bagian depan celana dalamnya itu. Basah. Ternyata Dwi memang sudah horny karena servisku. Jujur saja aku merasa deg – degan karena selama ini aku belum pernah melakukan seks dengan kedelapan mantan pacarku, paling hanya sampai taraf oral seks. Jadi ini boleh dibilang pengalaman pertamaku. Dengan ragu – ragu akupun menjilati celana dalamnya yang basah tersebut. “Mmhhh… Ooggghh…” Dwi mengerang menikmati jilatanku. Ternyata rasa cairan kewanitaan Dwi gurih, sedikit asin namun enak menurutku. Setelah beberapa lama menjilati, ternyata cairan kewanitaannya makin banyak meleleh.
“Buka aja celana dalamku” kata Dwi. Mendengar restu tersebut akupun menurunkan celana dalamnya sehingga sekarang Dwi benar – benar bugil, sedangkan aku masih berpakaian lengkap. Benar – benar pemandangan yang indah. Vaginanya terpampang jelas di depan mataku, berwarna pink kecoklatan dengan bibirnya yang masih rapat. Bentuknya pun indah sekali dengan bulunya yang telah dicukur habis secara rapi. Bagai orang kelaparan, akupun segera melahap vaginanya, menjilati bibir vaginanya sambil sesekali menusukkan jari tengah dan jari telunjukku ke dalamnya. Berhasil..! Aku menemukan G-Spotnya dan terus memainkannya. setelah itu Dwi terus menggelinjang, badannya mulai berkeringat seakan tidak menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini. “Emmh, please don’t stop” kata Dwi dengan mata terpejam. “OOuucchh…” Rintih Dwi di telingaku sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya.”Ssshhh…Ahhh”, balasku merasakan nikmatnya vagina Dwi yang makin basah. Sambil terus meremas dada besarnya yang mulus, adegan menjilat itu berlangsung selama beberapa menit. Tangannya terus mendorong kepalaku, seolah menginginkanku untuk menjilati vaginanya secara lebih intens. Pahanya yang putih pun tak hentinya menekan kepalaku. Tak lama kemudian, “Uuuhhh.. Dwi mau ke… lu… ar…” seiring erangannya vaginanya pun tiba – tiba membanjiri mulutku mengeluarkan cairan deras yang lebih kental dari sebelumnya, namun terasa lebih gurih dan hangat. Akupun tidak menyia – nyiakannya dan langsung meminumnya sampai habis. “Slruuppp…” suaranya terdengar nyaring di ruangan tersebut. Nafas Dwi terdengar terengah – engah, ia menggigit bibirnya sendiri sambil seluruh tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri. Setelah tubuhnya berhenti bergetar dan jepitan pahanya mulai melemah akupun berdiri dan mencium bibirnya, sehingga ia merasakan cairan cintanya sendiri.
“Mmhh, Tama… makasih ya kamu udah bikin Dwi keluar.” “kamu malah belum buka baju sama sekali, curang” kata Dwi. “Gantian sini.” Setelah berkata lalu Dwi mendorong tubuhku sehingga aku duduk diatas sofa. Iapun berjongkok serta melepaskan celana jeans serta celana dalamku. Iapun kaget melihat batang penisku yang berukuran cukup “wah.” Panjangnya sekitar 16 cm dengan diameter 5 cm. kepalanya yang seperti topi baja berwarna merah tersentuh oleh jemari Dwi yang lentik. “Tama, punya kamu gede banget…” setelah berkata maka Dwi langsung mengulum kepala penisku. Rasanya sungguh nikmat sekali. “mmh Dwi kamu nikmat banget…” kataku. Iapun menjelajahi seluruh penjuru penisku dengan bibir dan lidahnya, mulanya lidahnya berjalan menyusuri urat dibawah penisku, lalu bibirnya yang sexy mengulum buah zakarku. “aah… uuhh… ” hanya itu yang dapat kuucapkan. Lalu iapun kembali ke ujung penisku dan berusaha memasukkan penisku sepanjang – panjangnya kedalam mulutnya. Akupun mendorong kepalanya dengan kedua belah tangannya sehingga batang penisku hampir 3/4nya tertelan oleh mulutnya sampai ia terlihat hamper tersedak. Sambil membuka bajuku sendiri aku mengulangi mendorong kepalanya hingga ia seperti menelan penisku sebanyak 5 – 6 kali.
Puas dengan itu ia pun berdiri dan duduk membelakangiku, tangannya membimbing penisku memasuki liang kemaluannya. “Tama sayang, aku masukin ya..” kata Dwi bergairah. Lalu iapun menduduki penisku, mulanya hanya masuk 3/4nya namun lama – lama seluruh batang penisku terbenam ke dalam liang vaginanya. Aah, jadi ini yang mereka katakana kenikmatan bercinta, rasanya memang enak sekali pikirku. Iapun terus menaik – turunkan vaginanya sambil kedua tangannya bertumpu pada dadaku yang bidang. “Pak.. pak… pak.. sruut.. srutt..” bunyi paha kami yang saling beradu ditambah dengan cairan kewanitaannya yang terus mengalir makin menambah sexy suasana itu. Sesekali aku menarik tubuhnya kebelakang, sekedar mencoba untuk menciumi lehernya yang jenjang itu. Lehernya pun menjadi memerah di beberapa tempat terkena cupanganku.
“Dwi, ganti posisi dong” kataku. Lalu Dwi berdiri dan segera kuposisikan dirinya untuk menungging serta tangannya bertumpu pada meja. Dari posisi ini terlihat liang vaginanya yang memerah tampak semakin menggairahkan. Akupun segera memasukkan penisku dari belakang. “aahh, pelan – pelan sayang” kata Dwi. Akupun menggenjot tubuhnya sampai payudaranya berguncang – guncang dengan indahnya. “Aaahhkk…Tama…Ooucchhhkgg..Ermmmhhh” suara Dwi yang mengerang terus, ditambah dengan cairannya yang makin banjir membuatku semakin tidak berdaya menahan pertahanan penisku. “Ooohh…yeahh ! fu*k me like that…uuhh…i’m your bitch now !” erang Dwi liar.
“Aduhh.. aahh.. gila Dwi.. enak banget!” ceracauku sambil merem-melek. “Oohh.. terus Tama.. kocok terus” Dwi terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya. “Yak.. dikit lagi.. aahh.. Tama.. udah mau” Dwi mempercepat iramanya karena merasa sudah hampir klimaks. “Dwi.. Aku juga.. mau keluar.. eerrhh” geramku dengan mempercepat gerakan.
“Enak nggak Tama?” tanyanya lirih kepadaku sambil memalingkan kepalanya kebelakang untuk menatap mataku. “Gila.. enak banget Dwi.. terusin sayang, yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah payudaranya untuk meremas – remasnya. Sesekali tanganku memutar arah ke bagian belakang untuk meremas pantatnya yang lembut.
“uuhh.. sshh.. Dwi, aku udah ga tahan nih. Keluarin dimana?” tanyaku. “uuhhh.. mmh.. ssshh.. Keluarin didalam aja ya, kita barengan” kata Dwi. Makin lama goyangan penisku makin dalam dan makin cepat.. “Masukin yang dalem dooo…ngg…”, pintanya. Akupun menambah kedalaman tusukan penisku, sampai pada beberapa saat kemudian. “aahh… Tama.. kita keluarin sekarang…” Dwi berkata sambil tiba – tiba cekikan vaginanya pada penisku terasa sangat kuat dan nikmat. Iapun keluar sambil tubuhnya bergetar. Akupun tak mampu membendung sperma pada penisku dan akhirnya kutembakkan beberapa kali ke dalam liang vaginanya. Rasa hangat memenuhi penisku, dan disaat bersamaan akupun memeluk Dwi dengan eratnya dari belakang.
Setelah beberapa lama tubuh kami yang bercucuran keringat menyatu, akhirnya akupun mengeluarkan penisku dari dalam vaginanya. Aku menyodorkan penisku ke wajah Dwi dan ia segera mengulum serta menelan habis sperma yang masih berceceran di batang penisku. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding ruang studio dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya.
“Dwi.. mau keluar nih..” kataku lirih sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan hisapan Dwi. “Bentar, tahan dulu Tama..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya. “Loh kok ngga dilanjutin?” tanyaku. Tanpa menjawab pertanyaanku, Dwi mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan kedua payudaranya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gundukan kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.
Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Penisku serasa diurut dengan sangat nikmatnya. Terasa kurang licin, Dwi pun melumuri payudaranya dengan liurnya sendiri. “Gila Dwi, kamu ternyata liar banget..” Dwi hanya menjawab dengan sebuah senyuman nakal.
Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. “Enak nggak Tama?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku. “Gila.. Bukan enak lagi.. Tapi enak banget Sayang.. Terus kocok yang kencang..” Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah mulutnya, dan ia langsung mengulum jariku dengan penuh nafsu. “Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan.
Tak lama kemudian, “aah… Dwi aku mau keluar lagi…” setelah berkata begitu akupun menyemprotkan beberapa tetes spermaku kedalam mulutnya yang langsung ditelan habis oleh Dwi. Iapun lalu menciumku sehingga aku merasakan spermaku sendiri.
Setelah selesai, kami pun berpakaian lagi. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu akupun pulang kekostan setelah mengantarkan Dwi ke kostannya menggunakan mobilku. Dialam mobil ia berkata bahwa ia sangat puas setelah bercinta denganku serta menginginkan untuk mengulanginya kapan – kapan. Akupun segera menyanggupi dan mencium mesra bibirnya. Setelah itu aku mengarahkan mobilku ke kostanku yang berada di daerah Dago. Soal kuliahnya Pak Noel, aku sudah cuek karena hari itu aku mendapatkan anugerah yang tidak terkira, yaitu bisa bercinta dengan Dwi.
SEX SETUBUHI GADIS CANTIK BERHIJAB HINGGA BUNTING
Perkenalkan aku adyt,umur 28thn,tubuhku ideal atletis dengan tinggi 173cm dan berat 65kg, Pengalaman ini dimulai secara tidak sengaja.
Suatu ketika,,,aku diajak teman sekantor’ku mengunjungi pondok pesantren untuk mengadakan acara bantuan sosial,,,sampai dipondok itu kami berdua disambut oleh sosok wanita berpenampilan muslimah,,,dian namanya,,,salah satu senior dan menjabat bagian humas di pondok pesantren itu…
Sepenggal gambaran dari dian,,,gadis muslimah yg cantik,kalem,dan polos tanpa mengenal make up…
Kecantikannya ditunjang dengan postur tubuh tinggi 165cm,dan dengan body ideal,,,umurnya sekitar 23thn…
Pada saat itu ketertarikanku sama dian muncul,,,namun untuk berjabat tangan saja dia tak mau,,,dikarenakan bukan mukrim…
Singkat cerita kami berdua berpamitan dan minta contak person untuk dihubungi untuk mempermudah komunikasi…dian memberikan nope dan pin bb’nya,,,tidak menyianyiakan kesempatan langsung aku catat nope dan aku invite pin bb’nya…
1bulan kemudian…
Aku dan dian semakin akrab,,,kita berdua sama-sama tertarik satu sama lain,,,dan terjalinlah sebuah hubungan diantara kita…
Namun setelah berpacaranan dengannya masih saja seperti dulu waktu pertama ketemu untuk menjabat tangan saja dia tetap menjaga jarak…
Ndongkol dengan keadaan itu otak jahatku mulai berputar…memikirkan bagaimana bisa menikmati kemolekan dian gadis berjilbab yg sholehah itu…
Hari sabtu kuajak dian tuk keluar,,,
Kita berdua pergi kearah sebuah tempat wisata pantai,,,habis kecapekan bermain dipantai,,,mobilku kubelokan disalah satu restoran sea food,,,
Kami memesan makanan dan minuman,,,saat seorang pelayan memberikan pesanan minuman dan makanan,,,dian pamit untuk ke kamar kecil sebentar…
Ini saat yg kutunggu-tunggu tidak menyianyiakan kesempatan kuambil obat perangsang didalam dompet dengan cekatan langsung ku bubuhkan diminuman dian…
Selesai acara makan,,,kami menuju mobil…
Tidak membutuhkan waktu lama untuk obat perangsang dengan dosis 500mg itu bekerja pada dian…
Didalam mobil muka dian yg cantik nan ayu itu terlihat merah dan bolak balik menggeser-geser posisi duduk’nya…terlihat gairah yg susah dibendung diraut mukanya…
Kubuka omongan…
Mau kemana lagi dek??
Terserah mas,,,adek ikut…jawab’nya singkat masih dengan bahasa santun’nya…
Kubelokkan mobilku kesebuah hotel masih disekitar pantai yg kami kunjungi…
Mas ko’ ke hotel??mau ngapain??tanya’nya…
Mas capek dek rehat sebentar ya…sahutku…
Dia mengangguk’ “namun berkata janji jangan ngapa”in ya mas”
Tanpa menjawab aku tersenyum kearahnya…
Setelah proses chek in kami masuk ke kamar yg diarahkan seorang OB hotel…
Didalam kamar aku pura-pura kecapekan dan terlentang tertidur,,,dian sibuk mengotak-atik remote untuk mencari acara tv yg menarik…
Gelagat napsu dian semakin lama semakin terlihat,,,memang obat perangsang’ku bekerja maksimal 1jam setelah diminum…
Dan benar dian salah tingkah,,,bolak balik dia membetulkan posisi duduknya dan kekamar kecil entah ngapain disana…
Keberanikan diri untuk meremas tangannya…dia ta menghindar cuma celetuk “jangan mas” ujarnya…
Semakin kuberanikan diri,,,kucium mulutnya dia mencoba memundurkan mukanya namun tetap menerima ciuman’ku…
Ciuman hangat terjadi sedikit lama,,,sembari tangan’ku mulai meremas payudara yg masih dibalut baju dan bra’nya…
Aaaaaaaaaah,,,jangaaaaan maaaaaas desah’nya sembari menutup mata dan melepas ciumanku…
Melihat dia pasrah kuberanikan diri melepas kancing-kancing bajunya…menyembul payudara yg cukup montok berbalut bra hitam yg iya kenakan…tangan’ku menyusup kedalam isi branya dan dengan lemah lembut puting gadis berjilbab itu aku permainkan…
Dian kini terkapar merasakan sensasi yg mungkin dia belum pernah rasakan…hingga dr posisi duduk kini ambruk telentang diranjang,,,mata sayunÿa masih belum berani memandang’ku…
Kuteruskan menikmati payudara’nya,,,bra hitamnya kulucuti,,,terliat dua gunung kembarnya yg masih padat dengan puting kecil berwarna merah jambu,,,aliran darah’ku semakin memacu,,,napsu setan’ku semakin menjadi…kukulum puting imut itu dengan dengan sedikit gigitan-gigitan nakal,,,tanpa sadar dian mendesah mesra,,,namun dari kedua mata’nya mengeluarkan air mata…
Mungkin dian diliputi bimbang antara napsu dan perbuat dosa yg dilakukan…
Masih sibuk mulut’ku mengulum puting’nya…gerakan tangan’ku membuka dan melucuti rok panjang yg dia kenakan,,,tinggallah celana dalam hitam dan jilbab putih kain yg masih menempel ditubuhnya…
Tangan’ku mulai bermain diarea lubang kenikmatannya,,,namun masih berbalut celana dalam hitam,,,puas akan payudaranya mulutku semakin turun dengan serantak gerakan tangan’ku melorotkan celana dalam hitam pertahanan terakhir milik dian…
Terlihat vagina yg masih bergaris lurus rapat dengan dihiasi bulu-bulu halus yg masih jarang…
Pemandangan yg membuatku berkali-kali menelan ludah…
Tanpa menunggu lama lidah’ku mulai bermain di sekitar vaginanya,,,dan memberikan jilatan-jilatan kasar diklistolirnya…
Desahan dian ta terbendung kedua tangan’nya menjambak rambut’ku,,,bersamaan denga itu kepalanya yg masih terbungkus jilbab putih menggeliyang disertai hentakan tubuhnya yg ta beraturan…baru 5menit lidah’ku bermain cairan cinta tanda orgasme seorang gadis berjilbab mengalir dengan deras…
Jari telunjuk’ku kini menggantikan peran mulutku…kucoba memasukan jariku dan ternyata sempit rapat,,,WOW perawan batin’ku sedikit senyum nakal ke dian…
Dalam keadaan lemas karena orgasme dian hanya tergolek menahan napas yg masih ngos”an,,,mulai kulucuti pakaianku sendiri terlihat penis’ku telah tegang dengan gagahnya memiliki panjang 17cm siap untuk menghancurkan masa depan gadis berjilbab itu…
Kusedikit keatas dan memposisi’kan penis’ku ke kepala dian.
Sedikit memaksa kumasukan penisku kemulut mungil dian…pelan tapi pasti mungkin karena reaksi dari obat perangsang itu,,,dian mulai mau mengulum dengan lembut,,,walaupun jujur belum profesional,,,namun pemandangan kepala gadis yg masih mengenakan jilbab maju mundur mengoral penis’ku terlihat membangkitkan gairah’ku…
Tidak sabar menikmati keprawannya,,,kucopot penis’ku dari mulut’nya…mulai kubentangkan kedua kaki’nya…dan menempatkan posisi penis di depan vaginanya yg terlihat masih basah oleh cairan orgasmenya yg pertama,,,dian hanya mendesah dan meringik memohon agar aku ta menyetubuhinya…
Aku hanya tersenyum kearahnya sembari penis’ku kugesek’kan kevaginanya,,nampak dia memejamkan mata,,,menikmati apa yg terjadi…pelan tapi pasti kepala penis’ku mengoyak masuk kevagina’nya centi demi centi,,,dian menjerit kesakitan,,,desaaahan panjang,,,sakiiiiit maaaaas,,,udaaaaaaaaaah,,,bibir bawah’nya digigit seakan menahan sakit yg luar biasa…
Dan jleeeeb akhirnya seluruh penis’ku merobek keperawanannya dian menjerit kesakitan…kudiamkan penis’ku untuk memberi kesempatan vagina dian beradaptasi…
Pelan-pelan kugenjot dia,,,desahan kenikmatan bercampur rasa sakit keluar dari bibir mungil gadis berjilbab itu,,,jilbab’nya mulai berantakan…geliyang tubuhnya menandakan dia benar-benar pasrah dan menikmati persetubuhan ini…
Bosan dengan gaya biasa kini kubangunkan tubuhnya…aku memposisi’kan tubuhku terlentang,,,dian kuperintah naik diatas’ku…
Tanpa aku sadari tubuh dian mulai merespon dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya…mungkin rasa sakit itu sudah hilang dan berganti oleh nikmat yg merubahnya dari gadis lugu yg solehah menjadi gadis binal yg sedang memuaskan’ku…
Ta butuh lama dian melolong panjang dan gerakan pantatnya semakin ta beraturan…croooot aku merasakan penisku basah oleh orgasmenya yg kedua,,,dian lemas jatuh ketubuhku…sembari mencium bibir’ku…
Kubalik posisi’nya sehingga dia nungging memamerkan pantat’nya yg masih padat tanda seorang gadis…kulesak’kan penis’ku lagi ke vaginannya yg telah basah kuyup…pompaanku semakin kasar…aaaaaaah croooot sperma’ku muntah diliang kenikmatan…seketika dian tersentak…dan menangis…
Mambayangkan kemungkinan terburuk dia akan hamil…
Aku pun lelah dan ambruk menimpa’nya,,,sebuah ciuman dikening kuberikan sembari mengucap’kan makasih sayang,,,aku janji akan bertanggung jawab,,,terliat sunggingan senyuman kecil dian masih dalam sesunggukan tangis,,,dan memeluk’ku…
3bulan kami sering melakukan persetubuhan setelah kejadian itu,,,namun karena dapat surat mutasi kantor saya dipindah tugas’kan keluar jawa
Puas saya menikmati dian,,,kini akses komunikasi dengan’nya semua saya blok,,,dikota yg baru saya akan mencari korban gadis-gadis lugu yg lain
MENGINAP DIRUMAH TETANGGA CANTIK DAN BOHAY
Aku biasa dipanggil Hendri (nama samaran). Saat ini aku kuliah di salah satu Akademi Pariwisata sambil bekerja di sebuah hotel bintang lima di Denpasar, Bali. Kisah yang aku ceritakan ini adalah kisah nyata yang terjadi saat aku masih duduk di kelas 2 SMA, di kota Jember, Jawa Timur.
Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang wanita, Nia R. namanya, tapi ia biasa dipanggil Ninik. Usianya saat itu sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Ninik. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu.
Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. Kirakira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.
Keindahan tubuh Mbak Ninik tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremasremas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Ninik memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.
Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Ninik selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam.
Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Ninik jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Ninik. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.
Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.
Waduh kunci terbawa Baron, ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itungitung sambil jaga malam.
Lho masih di luar Hen.. Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Ninik baru pulang.
Eh iya.. Mbak Ninik juga baru pulang, ucapku membalas sapaannya. Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun, jawabnya.
Kok kamu tidur di luar Hen.
Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk, jawabku. Sebetulnya aku berharap agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Ninik membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksapaksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.
Kenapa Mbak, pintunya macet..
Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya. jawab Mbak Ninik.
Kamu bisa membukanya, Hen. lanjutnya.
Coba Mbak, saya bantu. jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.
Aku mulai bergaya, ya sedikitsedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya.
Kletek.. kletek akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.
Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana.
Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver, ucapku bercanda.
Terima kasih ya Hen, ucap Mbak Ninik sambil masuk rumah.
Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Ninik keluar dan menghampiriku.
Tidur di luar tidak dingin? Kalau mau, tidur di rumahku saja Hen, kata Mbak Ninik.
Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, jawabku basabasi.
Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apaapa kok.. ayo.
Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.
Mbak, saya tidur di kursi saja.
Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.
Ini bantal dan selimutnya Hen.
Aku tersentak kaget melihat Mbak Ninik datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.
Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju, ujarku.
Oh nggak papa Hen, telanjang juga nggak papa.
Benar Mbak, aku telanjang nggak papa, ujarku menggoda.
Nggak papa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku, kata Mbak Ninik sambil masuk kamar.
Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Ninik hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Ninik. Apalagi ia tidak mengenakan apaapa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu.
Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Ninik. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Ninik tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.
Kurang hangat selimutnya Hen, kata Mbak Ninik.
Iya Mbak, mana selimut yang hangat, jawabku memberanikan diri.
Ini di sini, kata Mbak Ninik sambil menunjuk tempat tidurnya.
Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Ninik ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemanamana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik yang tertutup kain tipis itu.
Sudah jangan bengong, ayo sini naik, kata Mbak Ninik.
Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik, kata Mbak Ninik saat aku hendak naik ranjangnya.
Kali ini aku benarbenar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.
Ouww, punyamu sudah berdiri Hen, kedinginan ya, ingin yang hangat, katanya.
Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong, kataku.
OK Hen, kamu mau membukakan pakaianku.
Kembali aku kaget dibuatnya, aku benarbenar tidak mengira Mbak Ninik mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Ninik penisku sudah berdiri.
Ayo bukalah bajuku, kata Mbak Ninik.
Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benarbenar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.
Setelah Mbak Ninik benarbenar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremasremas buah dada Mbak Ninik yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalamdalam. Mbak Ninik rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.
Oh, Hen nikmat sekali rasanya..
Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Ninik. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremasremas pantat Mbak Ninik. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremasremas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Ninik yang merah.
Hen, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya, katanya.
Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue, jawabku.
Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Ninik. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Ninik. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremasremas pantat Mbak Ninik. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Ninik.
Naik ranjang yuk, ucap Mbak Ninik.
Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Ninik tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Ninik. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum.
[Nonton Juga Film Dewasa disini Bioskop Semi ]
Mungkin Mbak Ninik rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Ninik menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat. cerita abg sange.
Masih belum puas menjilatinya Hen.
Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati.
Ganti yang lebih nikmat dong.
Tanpa basabasi kubuka paha mulus Mbak Ninik yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Ninik.
Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..
Terus Hen, masukkan sampai habis.. ah.. ah..
Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Ninik. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.
Mbak Ninik.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..
Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Ninik semakin menggeliat keasyikan.
Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah..
Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Ninik memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Ninik memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya.
Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Ninik. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.
Oh.. Mbak Ninik.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh..
Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremasremas buah dada Mbak Ninik. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Ninik.
Oh Hen punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah..
Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah
Mbak Ninik rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Ninik mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Ninik disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.
Mbak Ninik.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..
Eh.. ahh.. ooohh.. Hen.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt..
Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Ninik melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya.
Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Ninik kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.
Hen, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih, kata Mbak Ninik.
Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.
Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan, jawabku.
Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak Ninik. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.
Oh.. Aah.. Hen.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Hen.. terus.. lebih keras Hen
Mbak Ninik.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..
Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Ninik membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Ninik bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Ninik berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.
Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..
Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Ninik yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Ninik.
Oh, Mbak Ninik.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak benerbener hebat..
Kamu juga Hen, penismu hebat.. hangat dan nikmat..
Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.
Kamu nggak sekolah Hen, tanya Mbak Ninik.
Sudah terlambat, Mbak Ninik tidak bekerja?
Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..
Kemudian Mbak Ninik pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Ninik tetap nikmat.
Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.
Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Ninik dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Ninik, orang tuaku tidak tahu.
Kubilang aku tidur di rumah teman SMA. Sekali lagi ini adalah kisah nyata dan benarbenar terjadi.
SEX DEWASA PERSELINGKUHAN SEORANG PNS YANG KEGATELAN
Sebuah kisah seks dewasa yang dituturkan oleh seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) tentang petualangan atau pengalaman seksnya yang luar bisa dengan seorang penari di Bali. Menarik untuk kita baca sebagai sebuah pengalaman yang menggairahkan untuk dijadikan bahan rujukan maupun fantasi seksual. Berikut adalah selengkapnya cerita dewasa seks PNS.
Liburan Wisata Romantis Bali Perkenalkan Namaku Agus seorang PNS, untuk kerahasiaan aku tidak akan menuliskan tahun terjadinya peristiwa ini dan nama asli. Namun cerita ini adalah benar adanya. Bulan November aku mengikuti prajabatan PNS, yah tak ada yang kukenal di prajabatan ini, karena itu aku berusaha untuk mencari teman sebanyak-banyaknya. Pagi itu adalah jam pertama, aku duduk di bangku kelas bagian tengah, kulirik kiri dan kanan. tak ada yanmg kukenal, namun ada satu yang menarik perhatianku, seorang gadis cantik duduk tak jauh dariku, dia nampak ramah dan selalu tersenyum, kulitnya sawo matang, namun bagiku dia terlihat yang paling cantik di kelas. Dia lalu memperkenalkan diri.
“Nama saya Ni Ketut Dede Ariyani, aku guru tari Bali, nama kamu siapa? kok ngeliatin terus sih?”
Aku jadi salah tingkah, lalu aku menjawab,
“Maaf ya mbok tut, nama saya Agus, abis ga ada yang dikenal sih…”
“Sekarang kan udah kenal,emang umur kamu berapa? kok manggil mbok”
“25 mbok, emang kenapa?”
“oh, emang bener kamu manggil aku mbok, umur aku 28.”
“Oh…”
Meskipun dia bilang umurnya 28 tapi dia tidak terlihat setua itu, perawakannya lebih pendek dari aku dan badannya sintal. Sejak perkenalan itu kami sering ngobrol berdua pada waktu prajabatan selama 2 minggu itu, smsan dan telpon-telponan, dia juga sering ditengok sama cowok yang sama temen-temen aku dipanggil raksasa, Dede bilang sih itu tunangannya, aku kesel juga tapi apa daya aku cuma bisa senyum, tapi memang pada waktu itu aku belum merasakan apa-apa.
Pada waktu sehari sebelum penutupan dia bilang begini,
“Gus, nanti abis penutupan kita jalan-jalan yuk!?”
“ayuk”, kataku dengan senang hati, “emang mau kemana mbok?”
“yah, ke bioskop atau kemana gitu.”
“oke..”
saat itu tiba, aku dah siap-siap untuk penutupan dan tak lupa aku membawa pakaian ganti, begitu selesai penutupan kami pergi ke bioskop, kami nonton dan sengaja memilih bangku paling pinggir, entah kenapa aku mulai berpikiran kotor, lalu aku memeluk dia, dia tidak menolak. Lalu aku beranikan diri untuk mencium dia, dia malah menyambut ciumanku dengan hangat. Kami berciuman lama sekali, aku melumat bibirnya dengan penuh nafsu, setelah beberapa menit dia berkata,
“ternyata perasaan gak bisa bohong ya.”
“iya…”
Aku tak ragu lagi untuk memeluk dan menciumnya bahkan aku berani memegang payudaranya dari dalam bajunya sementara dia juga memegang dadaku, akhirnya kami selesai nonton film lalu aku berkata,
“De..putusin cowok kamu ya, trus nikah ma aku.”
“Ga bisa gus, aku ma dia dah lebih dari pacaran kami dah biasa begituan, tinggal dibantenin aja kami dah jadi suami istri…”
Aku kecewa dan marah tapi ga bisa apa-apa, akhirnya aku bilang,
“Terserah.”
Aku tidak pernah ngehubungi dia selama beberapa hari, akhirnya aku berpikir normal aku tidak mungkin masuk ke dalam kehidupannya, yah… aku akhirnya menghubungi dia lagi dan kami ngobrol seperti biasa tanpa ada masalah lagi dan pada suatu saat dia mengajak aku makan di ayam wong Solo.
Aku sebagai orang yang lebih miskin dari dia jelas tidak menolak. Kami pergi kesana terus kami memesan meja di tempat bebas rokok yang sepi dan tertutup.
Setelah selesai makan, aku dan dia yang duduk bersebelahan menumpahkan rasa kangen. Kami saling mencium, saling melumat dan saling memegang. Aku berkata padanya,
“De, aku pingin buat cupang di leher kamu.”
“Coba aja!”
Aku mencoba menghisap lehernya untuk membuat cupang tetapi gagal, dia lalu tertawa sambil berkata,
“He… he… he… bukan gitu caranya, nih aku contohin”, dia mulai beraksi. Entah bagaimana caranya dia mengisap, yang jelas rasanya aku melayang-layang, aku cuma mendesah,
“Ah… ah…”
“Tuh kan, dah merah”, kata dia sambil menunjuk leher aku.
“Dasar… De, kita pulang yuk.”
“ayuk.”
Dede lalu membayar makanan sementara aku langsung menuju mobilnya. Sesampai di rumah, pikiranku kacau karena cupang itu, aku langsung nge-sms dia,
“De… aku kepingin cupangnya bukan di leher, aku pingin di dada, aku juga pingin buat cupang di dada kamu.”
Aku kira dia marah, tapi dia malah ngebalas,
“Gus, aku sayang ma kamu, kalau kamu buat cupang di dadaku boleh kok, selain itu sebagai tanda sayang aku, aku pingin 3d.”
“Apaan tuh 3d?”, balasku.
“Diputer, Dijilat trus Dicelupin.”
“Hah!! Beneran? Atau becanda nih?”
“beneran, masak aku main-main.”
“Kapan kamu mau? Tapi aku belum pernah lho sayang, apa mesti pake pengaman?”
“Aku pinginnya ga pake, tapi kalau kamu ragu lebih baik pake aja, waktunya nanti aja kalau ada kesempatan, gimana?”
“Oke deh, met istirahat ya sayang…”
“Istirahat apaan aku kan harus nari di Hotel sayang, nanti kalau aku ga balas berarti aku masih sibuk atau ada si dia sama aku.”
“Ya deh, met kerja ya sayang.”
Yah, ini adalah jadwal harian dia, dia adalah seorang penari Bali dan kadang dia nari di hotel kadang malah sampai ke luar negeri.
Lama aku menunggu waktu itu, akhirnya aku mendapat kesempatan pelatihan 4 hari. Tetapi karena kecerdikan panitia pelatihan itu hanya 3 hari. Berarti aku hanya punya waktu 1 hari. Aku langsung nge-sms dia,
“De… besok ga ngajarkan? Kita laksanakan rencana kita yuk?”
“ayuk, nanti aku jemput dimana?”
“Jemput aku ditempat pelatihan di Jalan Hayam wuruk.”
“Oke!”
Besoknya aku sudah menunggu dia di tempat pelatihan. Beberapa menit kemudian dia tiba. Aku langsung naik ke mobilnya dan ganti baju di dalamnya. Aku yang udah nafsu lalu bilang,
“Kita mau kemana? ayuk”, Dede memakai baju yang agak ngepres di badannya, sementara di bagian bawah dia hanya mengenakan kain pantai, ketika aku lirik ternyata dia tidak mengunnakan apa-apa selain kain pantai dan tentu saja cd.
“Jangan gitu, kita makan dulu yuk…”
Kami lalu makan, selanjutnya kami menuju bungalow di Kuta, namun sebelumnya kami sudah membeli makan siang terlebih dahulu.
Sesampainya di kamar bungalow, dia lalu menutup pintu, aku yang udah nafsu langsung menyerbunya. Dia lalu berkata,
“Ga jadi ah…”
“Trus kita ngapain kesini?”
“ngobrol sambil tiduran.”
“Enak aja”, aku langsung menyerbu dia berusaha melepas bajunya dan kain pantainya, lalu dia bilang,
“Sabar dong sayang.” Dede lalu mematikan lampu, lalu menutup korden yang tadi belum tertutup, aku memang udah nafsu liat kemolekan dia jadi ga memperhatikan itu. Akhirnya aku menyerbu dia, kali ini aku tidak menemuka perlawanan berarti, dia udah siap. Aku mencium dia dengan nafsu, lalu melepas bajunya dan kain pantainya, tubuhnya kini hanya ditutupi BH dan CD. Dia lalu bilang,
“Gus… Aku pernah dioperasi di payudara dulu ada tonjolannya.”
BHnya aku lepas lalu aku menciumi payudaranya dengan lembut,
“ehm… ehm…”
“Gus… ka… mu… be….bbener lembut… ah ah ahh..”
Desahannya membuat aku bernafsu, lalu aku melepas bajuku dan celana ku sehingga aku telanjang di depan dia, CD diapun kulepas, dia lalu berkata,
“Gus… pake kondom dulu ya sayang…”
Dia lalu memakaikan aku kondom, aku yang masih awam langsung saja memasukkan punyaku ke dalam vaginanya. Beberapa menit kemudian aku udah keluar, yah karena aku belum pengalaman, dia melepas kondomku dan berkata,
“Ga apa-apa kan baru pertama.”
Belum berapa menit nafsuku naik lagi. Aku langsung menyentuh payudaranya, kali ini dia lebih pintar dia lalu berkata,
“Gus… sekarang kamu di bawah ya, aku yang di atas.”
aku rebah di bawah, dia pelan-pelan memasukkan penisku ke vaginanya,
“uh… enak sekali…”, aku mendesah.
Diapun mendesah,
“Ah… ah… nikmat sekali….ah… ah…”
Goyangannya betul-betul luar biasa, aku sampai merem melek, bodynya yang sintal bergoyang di atasku, aku memegang payudaranya sambil sesekali menciumnya,
“ah… nikmat sekali rasanya”, ditengah-tengah kenikmatan itu tiba-tiba dia mengejang dan melepaskan vaginanya sambil terengah-engah.
“Aku belum keluar kok dah selesai De?”
“Cape… dan kayanya dah keluar Gus.”
Aku langsung menindihnya dan memasukkan penisku ke vaginanya dan mengocoknya dengan cepat karena tanggung pkirku, akhirnya,
“ah…”
Spermaku tumpah, aku langsung menarik penis ku keluar dan langsung mengeluarka spermaku di perutnya. Dede lalu berkata,
“Sekarang gantian, aku yang belum keluar nih.”
“Yah…”
Aku lalu memasukkan jariku ke vaginanya dan mengocoknya.
“ah..ah…ah…ah…”, Dede mendesah keras.
“gimana De, enak kan?”
“enak banget… ah…ah… ah…”
Tiba-tiba dia memeluk aku erat sekali sambil mencium dada aku hingga cupang.
Kamipun tertidur, dan sorenya pulang.
Kami masih kontak beberapa minggu, hingga ada satu kejadian jelek yang aku dan dia alami. Kami nonton di bioskop berdua dan disudut seperti biasa, selanjutnya kami berciuman, lalu tanganku bergerilya ke selangkangannya, tangan dia pun juga sama. Aku memasukkan tanganku ke vaginanya dan tangannya juga mulai mengocok penisku
“Ah… ah… ah…” Desahan kami berdua berirama.
Akhirnya tanganku terasa basah dan dia mengejang… Aku sama sekali belum keluar tapi film keburu selesai. Di perjalanan pulang akhirnya kami ribut, karena dia ingin pisah dariku dan kembali ke tunangannya. Aku berusaha membela diri tapi dia sudah berketetapan.
Akhirnya kami berpisah dan aku tidak pernah bertemu dengan dia sampai akhirnya dia menikah dengan tunangannya yang juga penari.
Ngentot Dengan Teman Sekantor Ku
Nama saya Adi. Seperti pria pada umumnya, aku sangat menyukai hubungan intim yang bebas untuk dilanjutkan sampai kepuasan tertinggi. Apalagi jika pasangan saya tidak banyak berharap lebih selain kepuasan seksual. Saya biasanya sangat bergairah terhadap wanita yang demikian. Itulah yang terjadi antara saya dan Sari. Ini terjadi selama 3 tahun terakhir. Umurku kini 39 tahun sementara Sari berusia 34 tahun. Memang kami akhirnya berhenti berhubungan karena ia harus pindah ke luar kota sementara saya tetap di Jakarta. Namun kisahku dengan dia selalu menjadi kenangan, bahkan sering merangsangku. Sari adalah seorang ibu dari dua anak dan bersuamikan pria yang baik, memiliki pekerjaan lumayan di sebuah perusahaan milik pemerintah.
Aku sendiri di perusahaan swasta, se kantor dengan Sari. Badanku biasa-biasa saja dengan tinggi hampir 170 cm, sementara Sari sekitar 165 cm. Badannya cukup langsing dengan pantat yang agak menonjol. Inilah yang sangat menggairahkan saya. Sementara dia bilang sangat menyukai bersenggama dengan saya karena ukuran penis saya yang lebih gemuk dari punya suaminya, walaupun panjangnya kira-kira sama. Hubungan kami bermula dari kedekatan tempat duduk yang membuat kami sering ngobrol di kala senggang. Aku suka memuji pakaiannya dengan kalimat-kalimat yang mengarah keurusan nafsu. Misalnya, “rokmu bagus deh hari ini, seksi banget kelihatannya” .
Luar biasanya, jawaban Sari lebih mengarahkan lagi, “seksi gimana, hayo, jelasin dong..” Aku biasanya langsung ngejelasin bahwa lekuk tubuhnya jadi terlihat dan enak dipandang. Dia senang aku memujinya. Hal-hal begini terjadi dan makin lama makin brani, namun tanpa pernah ia tersinggung atau marah. Nampaknya dia santai-santai aja dan menikmati percakapan, sejauh apapun. Pada suatu waktu, kamu keterusan ngobrol tentang hubungannya dengan sang suami. Kebetulan paginya, katanya, ia baru bersenggama dengan suaminya, namun nggak mencapai orgasme. Sementara suaminya selalu orgasme. Saya langsung memancing,” jadi lagi nanggung dong skarang, ya”.
Eh, nggak nyangka dia menjawab,”napa, mo bantu nerusin nih.. emang mampu?”. Wah, bagi saya kesempatan nih. Aku langsung mengarahkan pembicaraan ke makan siang bareng di luar kantor. Dia mau banget. “Gimana kalo makannya di tempat yang berdua aja”, aku membuka obrolan di mobil ketika kami berangkat mencari tempat makan. Sari menjawab dengan pertanyaan sambil melihat ke arahku yang sedang nyetir,” di mana?”. Pikiranku tidak lain ke motel jam-jaman tentunya. Di situ bisa nonton tv, ngobrol, pesen makanan, dianterin ke kamar, bayar, tanpa harus ketemu muka dengan pengantar makanan.
Aku jelasin semua itu, dia malah nyambung,”masa cuman nonton tv, ngobrol, makan..”. Ini jawaban yang ngeresin banget. Aku merasakan desakan dari dalam celanaku, ereksi yang dahsyat. Akhirnya kami tiba di motel. Ngobrol-ngobrol lebih jauh, ternyata dia memang telah sering ke motel dengan suaminya ketika pacaran dulu. Saya jadi sangat maklum, pantes Sari nggak kelihatan risi atau kaku sama sekali. Selesai membayar kamar dan pesen makanan, kamipun duduk di tempat sambil nonton tv. Ternyata ada channel video dengan film seks. Aku nggak pindahin lagi channelnya dan Sari nampaknya senang. Baru 2-3 menit, ia sudah merapatkan badannya ke tubuhku sambil berkata,” puasin aku ya..”.
Aku langsung merapatkan bibirku ke bibirnya. Kamu berciuman sangat bernafsu. Lidahnya duluan masuk ke mulutku ambil meraba-raba setiap sudut dalam mulut. Aku sangat terangsang, apalagi melihat tangannya memegang daerah vaginanya yang masih tertutup rok. Wanita ini nampaknya sangat dingin dan cuek, pikirku. Inilah kebiasaan wanita yang sangat ku sukai dan sangat merangsangku. Aku membuka kancing bajunya dan langsung menyusupkan tanganku ke buah dada kirinya.
Dia dengan cepat membuka tali bh sehingga menyembul dua bukit yang cukup besar. Aku langsung mengulum putting salah satunya. Kepalanya bergerak ke belakang menahan isapanku. Aku suka ekspresinya ketika terangsang. Ia makin terangsang, aku juga. Tanganku telah masuk ke dalam celana dalamnya dari samping. Agak basah. Jari tengahku mengusap-usap klitorisnya. Ini membuat ia tak tahan. Tanpa komando apa-apa, posisi kami berubah menjadi posisi 69. Kami saling mengisap sambil, ” aaaah.. eeeeh..haaaaaaahhh. .” Ketika bibirku mengulum klitorisnya, ia melenguh panjang keenakan,” aaaauu.. enak, Di”. Aku lakukan ini sekitar 5 menit sampai Sari mendorongku kemudian mengangkang di sampingku.
“Ayo Di, nggak tahan nih. Masukin cepet..” Aku berputar menaikinya, mengarahkan kontolku ke liang senggamanya yang sudah sangat basah. Perlahan-lahan ku dorong masuk.. enak sekali. Sari melenguh,” aaaaah.. ya teruuuss Di.”. Perlahan-lahan ku pompa liang senggamanya sementara dia memaju-mundurkannya dengan badan yang sangat kaku. Rupanya ia mengejar orgasmenya yang pertama. “Terus Diiii, aku suka banget. “. Semenit kemudian badannya mengeras total sambil berteriak,” aaaaaaaaah. udah Di aku dapet. aaaaah”. Aku mendiamkan sedikit agar ia bisa tenang dulu.
“Enak banget, sayang”, katanya setelah agak tenang Aku kaget dia memanggilku dengan sebutan sayang. “Kamu sayang aku ya?”, aku bertanya sambil memulai memompa liang senggamanya lagi. “Iya dong, aku sayang kamu yang telah memuaskanku, selain menyayangi suamiku yang baik itu lho”. Kami bertempur lagi dan nampaknya Sari telah terangsang lagi. Kadang-kadang aku memutarmutar pantatku dengan arah yang berlawanan dengan putaran pantat Sari. Kami benar-benar menikmati hubungan seks kami yang pertama. Akhirnya aku hampir mencapai puncak,” Sari, aku mo nyampe nih.aaaahhh” . “Yaaaah, aku juga”.
Semenit kemudian aku mencapai orgasme yang luar biasa sambil berteriak,” aaaaaahhh.”. Sari juga ternyata mencapai orgasmenya yang kedua sambil melenguh keras sekali,” aaaaauuuu.. Enak Di. enaaaak”. Kami terdiam sejenak. Cerita sex selingkuh Setelah reda, kami berciuman lagi secara lembut sekali. Kemudian kami mandi bersama. Di bawah shower, kontolku tegang lagi. Sari juga terangsang karena ku gesek-gesek ke vaginanya ketika kami mandi sambil berpelukan. Akhirnya kami bersenggama lagi, kali ini sambil berdiri. Karena sulit melakukannya sambil berdiri, kami kembali ketempat tidur untuk menyelesaikan satu putaran kenikmatan. Lagi-lagi aku mengalami hubungan seks yang sangat ekspresif. Karena Sari sangat ekspresif, nggak malu-malu, aku jadi sangat terangsang.
Akhirnya kami mencapai kepuasan bersama, setelah aku harus menahan orgasme sebentar karena Sari belum akan orgasme. Akhirnya kami meledakkannya bersama-sama, ” aaahhhhhh… aaaahhh.”. Sampai pertengahan 2003 kami rutin berhubungan 2 atau 3 kali seminggu. Kami melakukannya tanpa saling menuntut, kecuali menuntut kepuasan. Saya tidak pernah bermaksud memperistrinya, dia juga tidak pernah berangan-angan hendak bercerai dan menikah dengan saya. Cocok benar kemauan saya dengan kemauan dia. Saya kami hari berpisah. Skarang saya harus agak sering melakukannya sendiri, sambil berkhayal tentang hubungan seksku dengan Sari.
Ngentod Dengan Istri Teman Saat Sedang Sepi
Beban pekerjaan dan pikiran yang sumpek membuat Ridho (45), yang menjabat sebagai kepala jawatan di sebuah daerah Kabupaten yang cukup maju, memutuskan untuk mengajak Siti (35), istrinya bersama dua anak mereka Dika dan Diki, kembar berusia 10 tahun, berlibur ke daerah wisata di luar kota selama sepekan. Dua hari menginap di hotel N di kawasan wisata pantai membuat keluarga Ridho sejenak melupakan hiruk pikuk kota.
Di sana setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, berenang, latihan diving, dan mengabadikan kegembiraan mereka sekeluarga menggunakan kamera foto dan handycam. Tapi di hari ketiga, Siti merasa kecapaian dan tidak ikut suami dan dua anaknya bepergian.
Ia memilih diam di kamar hotel untuk istirahat. Pagi-pagi benar, Ridho, dan Dika-Diki berangkat untuk menikmati indahnya pulau-pulau kecil di sekitar kawasan wisata itu yang harus ditempuh dengan menyeberang perahu boat selama setengah hari.
“Ya sudah mama tinggal saja di hotel, istirahat.. paling besok kita sudah balik,” kata Ridho saat hendak berangkat.
Ia mengerti benar stamina istrinya kurang fit kalau harus menyeberang menggunakan boat. Dika dan Diki mencium pipi mamanya sebelum pergi. Hotel N tempat mereka menginap jauh dari pemukiman penduduk.
Tempatnya memang sangat nyaman untuk berlibur menghilangkan suntuk, dengan rindang pepohonan di sekitar hotel dan panorama pantai yang berpasir putih. Hanya saja, keluarga Ridho datang ke sana saat bukan musim libur, dan suasana hotel memang sedang sepi tamu.
Ini juga yang membuat pengelola hotel memperlakukan keluarga Ridho secara spesial agar mau menginap lebih lama di sana. Sebab mereka menyewa dua kamar, satu untuk mereka dan satunya untuk anak-anak. Siti bangun sekitar pukul 11 siang, badannya sudah lebih segar dengan istirahat yang cukup. Ia lalu mandi dan menyantap sarapan yang diantar sedari pagi.
Siti tergolong wanita cantik yang di usia ke 35 tubuhnya semakin menggairahkan dari segi seksual. Payudaranya 36D dan tubuh tinggi montok berisi dengan pantat yang seksi dibalut kulit putih bersih.
Banyak yang bilang wajah dan perawakan Siti mirip artis Mona Ratuliu. Setelah menikmati sarapannya, Siti mencoba rileks di sofa menonton televisi. Siti mengenakan kaos oblong putih dan celana pendek longgar agar lebih nyaman.
Tayangan kuliner di televisi hampir membuat Siti yang berbaring di sofa terlelap lagi, tapi ketukan pintu kamar menyadarkannya. Revan (40) dan Bisma (28), dua orang petugas Hotel itu berdiri di muka pintu saat Siti membukanya.
“Maaf mengganggu bu,” kata Salman Revan. Bisma berdiri di belakang Revan.
“Oh nggak apa.. ada apa ya?,” tanya Siti.
“Tadi pagi kami dipesan pak Revan, disuruh memeriksa kemari, katanya ada gangguan kerusakan di shower dan saluran pembuangannya?,” jawab Revan.
Revan lalu mengenalkan diri kalau ia dan Bisma adalah petugas hotel yang bertanggung jawab jika ada keluhan kerusakan fasilitas hotel.
Baca juga : Lia Gadis Manis Berjilbab Jago Ngentod
“Ehm.., oh iya. Tadi sempat ke sini ya? Maaf ya saya bangunnya siangan.. ayo silahkan masuk pak,” Siti baru ingat tadi pagi sempat ngomel-ngomel karena kerusakan di kamar mandi hotel.
Siti menyilakan dua petugas hotel itu masuk. Tak disangka saat itulah niat bejat dua petugas hotel dan kesempatan yang tersedia di saat Siti seorang diri, membuat Siti diperkosa di kamar sewaan keluarganya
Pengakuan Siti:
Ridho, suami Siti bersama anak mereka, Dika dan Diki kembali ke Hotel N dua hari kemudian setelah menikmati keindahan pulau-pulau kecil di seberang kawasan pariwisata itu. Malam hari setelah Dika dan Diki masuk ke kamar mereka dan tidur, Ridho mencari tahu apa penyebab istrinya bermuram muka sejak mereka kembali ke Hotel.
“Mama masih sakit ya?, kok diam terus dari tadi,” tanyanya pada Siti.
“Nggak papa, mama sudah sehat. Tapi selama papa dan anak-anak pergi….,” Siti tak melanjutkan ceritanya. Ia tengkurap di ranjang dengan raut sedih, sementara Ridho dengan sabar menunggu jawaban istrinya itu.
“Ayo teruskan mama, ada apa sebenarnya?,” Ridho penasaran.
“Mama diperkosa pa…mama diperkosa oleh dua petugas hotel ini…dan sekarang mereka sudah kabur,” isak Siti menjadi-jadi.
Siti pun bercerita bagaimana dua petugas hotel itu datang ke kamar untuk memperbaiki shower. Namun saat kamar tertutup, mereka meringkus Siti dan mengikatnya. Mulutnya disumpal kain dan matanya juga ditutup ikatan sapu tangan. Lalu, mereka memperkosa Siti berkali-kali.
“Apa..??,” Ridho terkejut bukan main mendengar istri tercintanya digauli secara paksa oleh dua petugas hotel. Ia berusaha menghibur Siti agar tidak trauma, dan berjanji segera melaporkan kejadian itu ke kantor polisi esok harinya.
Rekaman Handycam
Ridho sangat terpukul mendengar cerita istrinya. Setelah menenangkan Siti dan membiarkan ia terlelap, Ridho kemudian keluar kamar hotel menuju tepian pantai untuk menyepi sambil merencanakan melaporkan masalah tersebut esok paginya.
Tapi, sebelum keluar kamar Ridho menemukan handycam milik Dika, anaknya tergeletak di dekat pintu kamar hotel. Handycam itu tidak dibawa ketika Ridho bersama dua anaknya melancong ke pulau–pulau kecil dua hari lalu. Ia lalu memungut handycam itu dan membawanya keluar.
Di tepi pantai yang sepi itu, Ridho melamun panjang memikirkan nasib keluarganya. Pergi berlibur untuk melepaskan beban dari himpitan kerja dan hiruk pikuk kota, justru membawa problem yang sangat berat dan aib.
Tangannya iseng menghidupkan handycam untuk mengambil gambar bintang di langit malam itu. Namun niat ia urungkan karena pita kaset ternyata penuh. Penasaran, Ridho kemudian merewind kaset dan memutarnya untuk melihat isinya.
Mata Ridho terbelalak saat rekaman handycam tertayang di LCD handycam. Ternyata isinya adalah adegan pemerkosaan yang menimpa Siti, istrinya. Siti dalam keadaan terikat, masing-masing tangannya diikat di pojok sisi ranjang membuat posisi Siti terlentang dengan kaki terbuka.
Ia hanya mengenakan celana dalam dan bra berwarna biru muda, sementara mata dan mulutnya tertutup erat dengan ikatan sapu tangan. Tubuh Siti yang putih mulus meronta-ronta di atas ranjang seolah menuntut dilepaskan. Suaranya hanya ehmmm…ehmmm… seperti berteriak, tapi tak bisa lepas karena mulutnya tersumbat.
“Ha.. ha.. ha.. ini dia.. tante girang yang sudah nggak tahan di atas ranjang,” suara seorang pria terdengar dalam rekaman itu.
Ridho mengenal suara itu, ya suara itu tak lain dari Bisma, bujangan petugas hotel. Nampaknya ia yang memegang handycam dan mengambil gambar Siti di ranjang.
“Eng.. ing.. eng… ini dia gigolonya…,” kata Bisma, di saat yang sama muncul gambar Revan petugas hotel lainnya.
Revan hanya menggunakan kolor putih, di baliknya nampa penisnya yang mulai menonjol tegang. Revan menyeringai di kamera sambil lidahnya menjilati bibir sendiri seakan hendak menyantap makanan lezat.
Revan naik ke ranjang di mana Siti terikat. Ia berlutut di antara kaki Siti sambil tanganya mulai mengusapi kaki mulus Siti. Siti memberontak meronta-ronta, teriakan tertahan terdengar keras.
“Eit.. eit… percuma tante… lebih baik tante nikmati saja, ketimbang melawan ntar malah sakit lho.. he..he..he..,” ejek Revan dengan seringai mesumnya.
Revan terus meraba Siti mulai dari kaki, paha, perut, dan kini tangannya mulai menjalar ke payudara Siti yang masih terbungkus bra. Siti terus meronta berusaha melawan, tetapi percuma karena ikatan di tangan dan kakinya sangat kuat menggunakan tali plastik jemuran, semakin kuat ia meronta justru membuatnya semakin sakit pada pergelangannya.
“Kurang aj”, pikir Ridho saat menyaksikan adegan itu di handycam, tubuhnya bergetar menahan amarah.
Rasanya ia ingin sekali menemukan petugas hotel itu dan menghajarnya habis-habisan. Ridho melanjutkan menyaksikan adegan di LCD handycam, kini tangan Salman mencabik paksa bra istrinya itu hinga tanggal.
Payudara montok Siti sampai tergoncang-goncang. Pemandangan itu membuat Revan makin bernafsu dan seketika bibirnya mulai menjelajahi payudara Siti, bergantian, satu dihisap satu diremas-remas.
“Ehmmhhkk… ehmhkkk…jangan!!” Siti terus meronta berusaha melawan, tapi Revan tak peduli dan terus melakukan aksinya menikmati payudara wanita cantik itu.
“Eihh.. tenang aja tante.. nanti juga wenak..,” kata Revan sambil tanganya memberi kode ke kamera agar mendekat.
“Waduh.. ini bayi tua lagi netek nih…, cucu mamah gede sih,” suara Bisma terdengar dalam rekaman, sementara adegan itu diclose-up, nampak jelas bagaimana lidah Revan bermain di putting susu Siti, sesekali dihisap dengan keras, lalu dijilati lagi pelan perlahan.
Handycam di tangan Bisma juga merekam jelas bagaimana putting susu Siti perlahan-lahan mengeras setelah menerima jilatan dan hisapan Revan.
Handycam kemudian diarahkan Bisma ke bagian bawah, merekam tangan kiri Revan yang mulai menggerayangi CD Siti. Gambar kkembali diclose-up, pinggul Siti bergerak kencang berusaha menghindari sentuhan Revan, namun percuma.
Jemari-jemari kekar Revan mulai menyusup ke balik CD dan menggelitik klitoris Siti, sementara di bagian atas yang tak terekam kamera bisa dipastikan Revan makin bergairah menghisapi susu Siti.
Bisma menjauh dan mengambil gambar utuh. Revan bergerak membuka penutup mata Siti, lalu ia mencabik CD Siti dan menjilatinya beberapa kali.
“Ha.. ha.. ha.. sudah kubilang, tante pasti suka. Ini buktinya cairan memeknya sudah mulai netes. Makanya jangan melawan ya,” Revan menghisap celana dalam Siti di bagian tengah yang ada bercak basahnya, lalu menghempasnya ke arah kamera.Cerita Sex Croot
Bisma mengclose-up wajah Siti. Mata Siti melotot marah dan mulutnya yang masih tertutup ikatan sapu tangan mengeluarkan suara tertahan seperti membentak protes.
“Waduh.. si tante makin galak makin seksi nih.. ayo embat aja kang.., ntar gantian kita.., ” suara Bisma menyemangati Revan.
“Santai aja Bis.. makin galak makin asyik rasanya. Sekarang kita lihat masih galak nggak kalau itilnya diisapin…. Ayo ke siniin kameranya biar lebih jelas gambarnya,”
Revan meremas susu Siti dan menjawil dagunya, Siti semakin marah, lalu Revan mengarahkan kepalanya ke selangkangan Siti. Handycam di tangan Bisma mendekat ke selangkangan Siti.
Jemari Revan membelai-belai vagina Siti yang sudah telanjang penuh, sementara Siti tetap berusaha melawan dan meronta-ronta. Bibir vagina Siti direngkah dua jemari Revan hingga terbuka, warnanya merah muda dan mulai basah lantaran klitorisnya dimainkan jemari Revan.
“Ini itil namanya frend.. makin digosok, tante makin kenikmatan… nggak tahan.. ha ha ha…,”suara Revan bergairah, sementara gambar di LCD menunjukkan jempolnya menekan dan menguyak klitoris Siti.
Bibir Revan kemudian mendekat ke vagina Siti, lidahnya mulai menjulur menjilati klitorisnya. Telapak tangannya menekan bagian atas vagina Siti yang ditumbuhi bulu halus tercukur rapi.
“Hmmm.. sedep bener nih tante. Wangi…nggak ada bau terasinya memeknya nih, ga kaya *****-***** di gang itu…he he. Bis kau suting mukanya tante pas aku mainin itilnya ya..,” Revan kembali menjilati vagina Siti, kali ini sambil dihisap-hisap.
Bisma mereka ekspresi Siti. Matanya kini terpejam dan mulutnya yang tersumpal masih berusaha teriak, namun tubuhnya sudah lemah tak mampu meronta lagi. Tenaga Siti sudah terkuras karena berusaha melawan ikatan di tangan dan kaki.
“Ehmmhh.. ehmmmhhpp.,” suara Siti melemas juga, rontanya justru menjadi gemulai membuat Revan makin nafsu menghisap vaginanya. Jilatan-jilatan lidah Revan di vagina Siti membuat pikirannya bercabang.
Ia mulai merasakan kenikmatan yang tak mungkin dihindari, secara naluriah ia jelas sangat menikmatinya, namun secara moral, bagaimanapun ini perkosaan, apakah pantas ia menikmatinya?
“Ehmm.. kenapa tante? Nikmat ya?,” suara Bisma bertanya sambil wajah Siti di close-up. Siti melotot sambil berusaha mengangkat kepalanya, ia berusaha berteriak lagi, memprotes gambarnya direkam Bisma.
Ridho semakin marah melihat adegan itu. Dalam hatinya ia menaruh dendam kesumat pada Revan dan Bisma yang mengerjai istrinya. Tapi adegan demi adegan yang dilihatnya di layar LCD handycam juga membuatnya semakin penasaran.
Bisma tiba-tiba melepaskan sapu tangan penutup bibir Siti. Tapi Siti justru terpejam dan tak mengeluarkan sepatah kata pun, apalagi teriakan.
“Ayo tante.. mau marah apa? Mau ngomong apa.. ayo teriak lagi?,” suara Bisma meledek Siti.
“Ehmm.. jangan… amphuunnn.. jangan disuting… amphunnn,” suara Siti memelas dengan nafas yang mulai berat dan mulai terangsang.
“Ampun kenapa tante..?,” suara Bisma kembali menggoda.
“Akhhss.. amphuunnnn… oughhh… mmpphh..,” mata Siti kembali terpejam, tubuhnya bergetar seperti menahan birahi yang memuncak. Dari LCD handycam, Ridho bisa menandai ciri-ciri wajah istrinya mulai dilanda gairah seksual.
Di bagian bawah Revan terus menjilati vagina Siti, Bisma mengarahkan kameranya di bawah. Kepala Revan seakan terbenam di selangkangan Siti, saat di close-up nampak vagina Siti sudah sangat basah dan cairannya terus dijilati dan dihisap Revan. Pinggulnya bergoyang mengikuti irama jilatan Revan.
“Oughh.. ampphhhuuunnn… akhhsss..,” suara Siti terdengar.
“Nih suting nih.. nah lihat nih.. tante udah nggak tahan mau dientotin nih..,” kata Revan sambil jemarinya membuka bibir vagina Siti.
Handycam Bisma mengclose-up vagina Siti yang terkuak oleh jemari Revan. Terlihat jelas dinding vagina Siti berkedut-kedut dan nampak dibaluri lendir birahinya sendiri.
Revan masih menahan vagina Siti dengan jarinya, lalu penis Revan terekam di kamera sudah tegang mengacung dan mulai mendekati bibir vagina Siti.
“Eh Bis.. kau rekam yang lengkap ya.. aku entotin dulu nih tante, ntar kalau aku cabut kontolku.. kau close-up lagi memeknya ya…biar kau lihat bagaimana kalau nih tante puas.. ha ha..,” Revan menyeringai.
Revan mengambil posisi tepat di tengah kaki Siti, dan perlahan menuntut penisnya ke bibir vagina Siti.
“Amphhuunn.. tolong lepaskan saya.. jangan.. tolong jangan lakukan” Siti memelas pasrah, seolah sadar sesaat lagi ia akan disetubuhi pria lain yang bukan suaminya.
“Nah.. begitu dong.. yang halus.. jangan marah marah kayak tadi hah..!! Ayo sekarang mau apa, mau dilepas?. Bis, turuti tante ini, lepas ikatan kakinya Rud, cepat…,” Revan tetap pada posisi siap menindih Siti, ujung penisnya sudah menyentuh bibir vagina Siti yang merekah.
“Akhhss.. jangan pak.. amphun.. jangan..,” Siti memelas sejadi-jadinya dengan suara parau saat merasakan benda hangat menempel di bibir vaginanya.
Bisma merekam semuanya sambil melepas ikatan di kaki Siti. Dari posisi itu nampak jelas penis Salman sudah menempel di bibir vagina Siti.
“Sudah siap tanthee.. ouh.. sudah siap kubawa ke alam nikmathhh.. ahh..,” Revan menindih tubuh Siti dan memegang kedua pipi Siti agar wajah Siti menghadap ke wajahnya. Pinggulnya mulai ditekan membuat kepala penisnya menembus bibir vagina Siti.
“Ngghhh… amphuunnn.. jangahhnnn…tolong janganhhh… engghhhmmm… ouuhhhhggghhh… akhhhssss,” suara Siti yang memelas berubah menjadi desahan tak tertahan saat Revan mulai memasukkan penis ke vaginanya dan mulai memompa keluar masuk.
Ridho melihat bagaimana tubuh mulus istrinya menggelinjang setiap sentakan pinggul Revan terjadi. Siti mendesah tak karuan ditindih tubuh Revan yang kekar. Perawakan Revan agak pendek, penisnya juga lebih pendek dari milik Ridho.
Tapi penis hitam Revan jauh lebih gemuk dan lebih tegar dari milik Ridho. Bisma mengclose-up bagian yang sedang intim itu. Bibir vagina Siti sampai monyong-monyong didera penis Revan. Revan menghentak pinggulnya semakin cepat semakin keras.
“Akhhss… ouhhh.. ahhhh… sssttt…ughhh…,” Siti terpejam sambil mendesah menahan nikmat, ia tak sadar wajahnya yang bersemu kemerahan karena terangsang sedang diclose-up oleh Bisma.
Bisma kemudian menjauh mengambil gambar lengkap. LCD handycam yang dilihat Revan menampakkan bagaimana kaki mulus Siti kini justru merangkul pinggul Revan yang semakin cepat memacunya, nafasnya terdengar keras memburu. Desahan Siti juga makin keras, dan kepalanya bergerak ke kanan-kiri.
“Ougghhh… argghhh… huh… nikmat sekalih tubuhmuuhh tannteehhh… ouhhh.. aaahhhhhkkkk…ouhhh nikhhhmmaaathhhh….,” Revan mencabut penisnya dan berlutut di hadapan Siti dengan kepala menengadah dan tubuh bergetar, sesaat kemudian penisnya menyemburkan sperma sampai ke perut Siti. Revan mencapai puncaknya.
“Waduh.. akang ini belum apa-apa tuh udah ngecrot kemana-mana maninya.., sini gantian.. biar saya ambil alih memuskan si tante” Bisma bergegas naik ranjang menggantikan posisi Revan.
Rekaman di handycam sempat goyang menampilkan gambar lantai, cermin rias, dan langit-langit kamar. Kini Revan yang merekam gambar, sementara Bisma sudah bugil menindih tubuh Siti.
Penis Bisma sangat kekar, panjang dan besar. Kotak-kotak kekar di perut Bisma menggambarkan keperkasaan, ia memang perenang tangguh di kawasan wisata itu.
“Sudahhh… amphuunnn… jangan lagihh.. amphunnnhhh…,” pinggul Siti bergerak ingin menghindari penis Bisma yang sudah mengarah ke vaginanya, tapi percuma karena kedua tangannya masih terikat membuat posisinya tertahan terlentang.
“Tenang tante sayang.. kan masih tanggung tadi.. sekarang saya kasih biar tante puas..,” Bisma tiba-tiba menindih Siti, ia melumat bibir ranum Siti, meremas susunya, dan mulai menggenjot penisnya keluar masuk ke vagina wanita cantik beranak dua itu.
Siti mulai mendesah, gerakan Bisma membuat ia kembali terangsang hebat setelah puncak klimaksnya hampir sampai bersama Revan tadi.
Revan melihat dari layar LCD bagaimana istrinya mulai hilang kontrol dan tak menyadari sedang berhubungan intim dengan lelaki lain yang memperkosanya. Siti terpejam dengan bibir terus dilumat Bisma, malah Siti nampak membalas lumatan-lumatan Bisma, nafas mereka sama-sama memburu bercampur desahan.
“Goyang yang keras Bis.. si tante dah mau sampai puncak tuh…,” suara Revan terdengar
Sementara gambar di close-up ke wajah Siti dan Bisma yang berpagutan bibir. Bisma menggocok semakin kencang, kaki Siti merangkul pinggul Bisma seolah ingin hantaman yang lebih sempurna di vaginanya. Dalam hati Ridho bercampur berbagai macam perasaan, marah, cemburu, sedih, juga terangsang sampai tangannya bergetar memegangi handycam itu
“Oughh… ghimmana tanntehhh… enakkhhhss…??,” Bisma melepas pagutannya dan terus menggenjot Siti sambil mengeluarkan obrolan nakal
Nampak ludah mereka saling bertaut ketika bibir mereka berpisah. Siti semakin lepas kendali di saat puncak kenikmatan nyaris dirasakannya di bawah himpitan tubuh Bisma yang kekar.
“Gimana tanthee… jawabbbhhh aghhh…,”
“Ngghhhmm ahhsss….,” Siti mendesis. Bisma menggenjotnya lebih keras, dan terus meluncurkan pertanyaan mengejek pada Siti.
“Akhhss.. amphunnn… ahhhsss enakhhhmaaass.. sssttt..,”
“Apa tanthe??? Yang keras bilang…,”
“Ughhh… ssstnnikkhhmmmaatt… ssshhh aaahhh… ihhh…,”
“Enakh digoyanghhh… ayo bilang…,” Bisma terus memancing Siti.
Siti menggelinjang kenikmatan dengan nafas semakin berat memburu. Peluh mereka bercampur menetes. Siti dapat merasakan urat-urat penis Bisma yang menonjol itu bergesekan dengan dinding vaginanya.
Benda panjang itu demikian keras dan perkasa hingga mampu memabukkanya dalam birahi, sebuah sensasi yang belum pernah dia dapatkan dari suaminya sekalipun.
“Apanya yang nikmat tantehh? Apanya hah? Omong yang jelas!”
“Ssttt.. ahhgg.. konthhh… tholll… assttt oughhh…,” Siti menjawab refleks di luar kendalinya.
“Yahhkk begithuu tannthee… akhhhsss… nihhhh.. ouh…memekmu juga enakhh loh” Bisma semakin liar menggenjot Siti.
Kini kaki kanan Siti diangkat ke bahunya lalu dengan posisi itu Siti kembali dihajarnya. Ia terus menyetubuhi wanita itu sambil tangan satunya meremasi payudaranya yang montok.
“Hajar terus Di!” terdengar suara Revan yang sedang mengambil gambar menyemangati temannya.
“Tanhtee enakhh diapainnn hahh..??,” Bisma memacu penisnya semakin cepat, ia mulai merasakan kedutan dari dinding vagina Siti menandakan Siti hampir klimaks.
Salman mengclose up lagi wajah Siti yang terpejam, sementara Bisma menggenjot Siti sambil terus bertanya nakal. Revan berusaha melepaskan ikatan tangan Siti sambil terus merekam pertempuran ranjang itu.
“Aghh.. dihennntoothhinnhh aaakhhsss… ahhh. Amphunnnn uhhh enthooottt… akhhhsss ouhhh.. sssttt enghhhmmm,”desah Siti.
“Diperkosa ini tanthee.. enakhss diperkosaaa..??,”
“Yeahhh… akhhsss eeehhhnnn…naaakkhhh.. perkohhssaa…aahhhsss…,” Siti menceracau mengukuti pertanyaan Bisma.
Tangan Siti yang sudah lepas dari ikatan bukannya mendorong tubuh Bisma tapi justru merangkul leher Bisma dan meremasi rambut Bisma dari belakang. Dari LCD handycam di tangannya, Ridho melihat istrinya sudah mencapai klimaksnya, suara Siti terdengar sangat menggairahkan saat itu.
Tanpa sadar penis Ridho mulai tegang, sungguh tak disangka, istrinya terlihat begitu menikmati hubungan badan dengan pria pemerkosanya dibanding dengan dirinya. Sungguh sebuah ironi tapi tanpa anehnya Ridho malah terangsang menyaksikan rekaman perkosaan istrinya itu
“Ayooo.. tante.. ahhh.. ayohh…,” Bisma juga hampir mencapai klimaks, secara maksimal tenaganya dipacu menggoyang Siti.
Tubuh Siti mulai bergetar hebat dan kakinya seperti kejang merangkul pinggul Bisma yang terus bergoyang di atas tubuhnya.
“Akkhsss.. ahhhh… ammphuuunnnnhhhh… ssttttt akkhhhsssss…. Mmmmphhhmmmm… emmphhhhpppp,”
Pertahanan Siti akhirnya bobol, tubuhnya seakan kejang, tangannya menarik rambut Bisma, dan kepalanya terangkat meraih wajah pria itu. Saat klimaksnya membludak, Siti justru melumat bibir Bisma, memeluk Bisma kuat-kuat, melepaskan kedutan-kedutan nikmatnya.
“Akhhh… ouhh.. yeahhh.. yeahhhh… ouhhh… yeaaahhhhh…,” Bisma melenguh kejang melepas lumatan Siti.
Bisma juga mencapai klimaksnya sambil memeluk erat tubuh Siti, mereka berpelukan erat dan saling menekan kenikmatan di vital mereka secara bersamaan, lalu lemas beberapa saat kemudian.
Revan mengclose-up bagian vital itu, perlahan Bisma mencabut penisnya. Air sperma Bisma terhujam di dalam vagina Siti perlahan menembus keluar meleles di bibir vagina Siti.
Bisma berbaring di sisi Siti, sementara Revan mengangkangkan kaki Siti dan menguak vagina Siti dengan tangan kirinya, tanga kanannya mereka close up vagina Siti. Ridho melihat vagina Siti masih berkedut-kedut.
Selanjutnya tampak kamera diatur sedemikian rupa sehingga mengarah ke tengah ranjang, kemudian Revan nampak di layar menghampiri Siti. Kini kedua pria itu menggarap Siti secara threesome.
Bisma duduk selonjoran sambil bersandar pada kepala ranjang dengan penisnya dikulum oleh Siti, sementara dari belakangnya Revan menyetubuhinya daalam posisi doggie. Sesekali tangan Revan menepuk pantat Siti yang semok itu.
Tiap sodokan penisnya mendorong keluar sperma Bisma meleleh di bibir vagina wanita itu. Gambar di handycam kemudian terputus dan menampakkan Siti yang tertidur pulas di ranjang, bugil tanpa ikatan, pada bibirnya masih berbekas cipratan sperma.
“Ya beginilah kondisi nyonya sombong yang sudah kami perkosa sampai puas.. diperkosa malah kenikmatan dia sampe tidur ngorok ha.. ha.. ha..,” suara Revan terdengar.
“Ini dia film bokep made in Indonesia asli, tidak ada rekayasa dalam pembuatan film ini” suara Bisma menimpali.
Bisma dan Revan terus mengeksplore tubuh telanjang Siti sambil berkomentar. Dari komentar mereka Ridho tahu kalau mereka nekad memperkosa Siti karena Siti menyinggung perasaan mereka.
Waktu hendak membenahi shower dan kamar mandi, Siti sempat melontarkan kata-kata menyuruh mereka berdua cepat selesaikan pekerjaannya karena Siti tak tahan bau badan mereka.
Tangan Ridho luruh dan handycam hampir jatuh. Pikirannya kacau setelah melihat rekaman pemerkosaan terhadapa istrinya itu. Bukankah Siti akhirnya menikmati juga?, bagaimana mungkin ini dilaporkan ke polisi?
Akan lebih menjadi aib jika nantinya dua pelakunya membeberkan ini suka sama suka. Ridho berteriak sejadi-jadinya, lalu kembali ke kamar hotel. Setelah memastikan anak-anak sudah tidur lelap, ia menggauli Siti secara brutal membayangkan memperkosa istrinya sendiri.
fatma
Di kantorku ada seorang wanita berjilbab yang sangat cantik dan anggun. Tingginya sekitar 165 cm dengan tubuh yang langsing. Kulitnya putih dengan lengsung pipit di pipi menambah kecantikannya, suaranya halus dan lembut. Setiap hari dia mengenakan baju gamis yang panjang dan longgar untuk menyembunyikan lekuk tubuhnya, namun aku yakin bahwa tubuhnya pasti indah. Namanya Fatma, dia sudah bersuami dan beranak 2, usianya sekitar 30 tahun. Dia selalu menjaga pandangan matanya terhadap lawan jenis yang bukan muhrimnya, dan jika bersalamanpun dia tidak ingin bersentuhan tangan. Namun kesemua itu tidak menurunkan rasa ketertarikanku padanya, bahkan aku semakin penasaran untuk bisa mendekatinya apalagi sampai bisa menikmati tubuhnya., Ya. Benar Aku memang terobsesi dengan temanku ini. Dia betulbetul membuatku penasaran dan menjadi objek khayalanku siang dan malam di saat kesendirianku di kamar kost. Aku sebenarnya sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak yang masih kecilkecil, namun anak dan istriku berada di luar kota dengan mertuaku, sedangkan aku di sini kost dan pulang ke istriku seminggu sekali. Kesempatan untuk bisa mendekatinya akhirnya datang juga,
Ketika aku dan dia ditugaskan oleh atasan kami untuk mengikuti workshop di sebuah hotel di kota Bandung selama seminggu.
Harihari pertama workshop aku berusaha mendekatinya agar bisa berlamalama ngobrol dengannya, namun Dia benarbenar tetap menjaga jarak denganku, hingga pada hari ketiga kami mendapat tugas yang harus diselesaikan secara bersamasama dalam satu unit kerja.
Hasil pekerjaan harus diserahkan pada hari kelima. Untuk itu kami bersepakat untuk mengerjakan tugas tersebut di kamar hotelnya, karena kamar hotel yang ditempatinya terdiri dari dua ruangan, yaitu ruang tamu dan kamar tidur.
Baca Juga: Kisah Seks Threesome Di Tengah Hujan Deras
Sore harinya pada saat tidak ada kegiatan workshop, aku sengaja jalanjalan untuk mencari obat perangsang dan kembali lagi sambil membawa makanan dan minuman ringan.
Sekitar jam tujuh malam aku mendatangi kamarnya dan kami mulai berdiskusi tentang tugas yang diberikan. Selama berdiskusi kadangkadang Fatma bolakbalik masuk ke kamarnya untuk mengambil bahanbahan yang dia simpan di kamarnya, dan pada saat dia masuk ke kamarnya untuk kembali mengambil bahan yang diperlukan maka dengan cepat aku membubuhkan obat perangsang yang telah aku persiapkan.
Dan aku melanjutkan pekerjaanku seolaholah tidak terjadi apaapa ketika dia kembali dari kamar. Hatiku mulai berbungabunga, karena obat perangsang yang kububuhkan pada minumannya mulai bereaksi. Hal ini tampak dari deru napasnya yang mulai memburu dan duduknya gelisah serta butiranbutiran keringat yang mulai muncul dikeningnya. Selain itu pikirannyapun nampaknya sudah susah untuk focus terhadap tugas yang sedang kami kerjakan Namun dengan sekuat tenaga dia tetap menampilkan kesan sebagai seorang wanita yang solehah, walaupun seringkali ucapannya secara tidak disadarinya disertai dengan desahan napas yang memburu dan mata yang semakin sayu.
Aku masih bersabar untuk tidak langsung mendekap dan mencumbunya, kutunggu hingga reaksi obat perangsang itu benarbenar menguasainya sehingga dia tidak mampu berfikir jernih. Setelah sekitar 30 menit, nampaknya reaksi obat perangsang itu sudah menguasainya, hal ini Nampak dari matanya yang semakin sayu dan nafas yang semakin menderu serta gerakan tubuh yang semakin gelisah.
Dia sudah tidak mampu lagi focus pada materi yang sedang didiskusikan, hanya helaan nafas yang tersengal diserta tatapan yang semakin sayu padaku. Aku mulai menggeser dudukku untuk duduk berhimpitan disamping kanannya, dia seperti terkejut namun tak mampu mengeluarkan katakata protes atau penolakan, hanya Nampak sekilas dari tatapan matanya yang memandang curiga padaku dan ingin menggeser duduknya menjauhiku, namun nampaknya pengaruh obat itu membuat seolaholah badannya kaku dan bahkan seolaholah menyambut kedatangan tubuhku.
Setelah yakin dia tidak menjauh dariku, tangan kiriku mulai memegang tangan kanannya yang ia letakkan di atas pahanya yang tertutup oleh baju gamisnya. Tangan itu demikian halus dan lembut, yang selama ini tidak pernah disentuh oleh pria selain oleh muhrimnya. Tangannya tersentak lemah dan ada usaha untuk melepaskan dari genggamanku, namun sangat lemah bahkan bulubulu halus yang ada di lengannya berdiri seperti dialiri listrik ribuan volt. Matanya terpejam dan tanpa sadar mulutnya melenguh..
Ouhh., tangannya semakin basah oleh keringat dan tanpa dia sadari tangannya meremas tanganku dengan gemas.
Aku semakin yakin akan reaksi obat yang kuberikan dan sambil mengutakatik laptop, tanpa sepengetahuannya aku aktifkan aplikasi webcam yang dapat merekam kegiatan kami di kursi panjang yang sedang kami duduki dengan mode tampilan gambar yang di hide sehingga kegiatan kami tak terlihat di layar monitor. Lalu tangan kananku menggenggam tangan kanannya yang telah ada dalam genggamanku, tangan kiriku melepaskan tangan kanannya yang dipegang dan diremas mesra oleh angan kananku, sehingga tubuhku menghadap tubuhnya dan tangan kiriku merengkuh pundaknya dari belakang. Matanya medelik marah dan dengan terbatabata dan nafas yang memburu dia berkata
Aaaaapa..apaan.nihPak..?
Dengan lemah tangan kirinya berusaha melepaskan tangan kiriku dari pundaknya. Namun gairahku semakin meninggi, tanganku bertahan untuk tidak lepas dari pundaknya bahkan dengan gairah yang menyalanyala wajahku langsung mendekati wajahnya dan secara cepat bibirku melumat gemas bibir tipisnya yang selama ini selalu menggoda nafsuku. Nafsuku semakin terpompa cepat setelah merasakan lembut dan nikmatnya bibir tipis Fatma, dengan penuh nafsu kuhisap kuat bibir tipis itu.
Ja..jangan Pak Ouhmmhhh mmmhhhh
Hanya itu kata yang terucap dari bibirnya.. karena bibirnya tersumpal oleh bibirku.
Dia memberontak.., tapi kedua tangannya dipegang erat oleh tanganku, sehingga ciuman yang kulakukan berlangsung cukup lama.
Fatma terus memberontak, tapi gairah yang muncul dari dalam dirinya akibat efek dari obat perangsang yang kububuhkan pada minumannya membuat tenaga berontaknya sangat lemah dan tak berarti apaapa pada diriku. Bahkan semakin lama kedua tangannya bukan berusaha untuk melepaskan dari pegangn tanganku tapi seolah mencengkram erat kedua tanganku seperti menahan nikmatnya rangsangan birahi yang kuberikan padanya, perlahan namun pasti bibirnya mulai membalas hisapan bibirku, sehingga terjadilah ciumannya yang panas menggelora, matanya tertutup rapat menikmati ciuman yang kuberikan.
Pegangan tanganku kulepaskan dan kedua tanganku memeluk erat tubuhnya sehingga dadaku merasakan empuknya buahdada yang tertutup oleh baju gamis yang panjang.
Dan kedua tangannyapun memeluk erat dan terkadang membelai mesra punggungku. Bibirku mulai merayap menciumi wajahnya yang cantik, tak semilipun dari permukaan wajahnya yang luput dari ciuman bibirku. Mulutnya ternganga matanya mendelik dengan leher yang tengadah
Aahhh.. ouh mmmhhhh. eehh ke.. na.. pa.. begi..niiouhhh
Erangan penuh rangsangan keluar dari bibirnya diselasela ucapan ketidakmengertian yang terjadi pada dirinya..
Sementara bibirku menciumi wajah dan bibirnya dan terkadang lehernya yang masih tertutup oleh jilbab yang lebar, secara perlahan tangan kanan merayap ke depan tubuhnya dan mulai meremas buah dadanya..
Ouhhh.aahhh
Kembali dia mengerang penuh rangsangan. Tangan kirinya memegang kuat tangan kananku yang sedang meremas buahdadanya. Tetapi ternyata tangannya tidak berusaha menjauhkan telapak tanganku dari buahdadanya, bahkan mengarahkan jariku pada putting susunya agar aku mempermainkan putting susunya dari luar baju gamis yang dikenakannya
ouhouhohhh..
Erangan penuh rangsangan semakin tak terkendali keluar dari mulutnya Telapak tanganku dengan intens mempermainkan buahdadanya, keringat sudah membasahi gamisnya, bahkan tangan kanannya dengan gemas merengkuh belakang kepalaku dan mengacakngacak rambutku serta menekan wajahku agar ciuman kami semakin rapat
Nafasnya semakin memburu dengan desahan dan erangan nikmat semakin sering keluar dari mulutnya yang indah. Tangan kananku dengan lincah mengeksplorasi buahdada, pinggang dan secara perlahan turun ke bawah untuk membelai pingggul dan pantatnya yang direspon dengan gerakan menggelinjang menahan nikmatnya nafsu birahi yang terus menderanya. Tangan kananku semakin turun dan membelai pahanya dari luar gamis yang dikenakannya dan terus kebawah hingga ke ujung gamis bagian bawah. lalu tanganku menyusup ke dalam sehingga telapak tanganku bisa langsung menyentuh betisnya yang jenjang..
Ouhhh sungguh halus dan lembut terasa betis indah ini, membuat nafsuku semakin membumbung tinggi, penisku semakin keras dan bengkak sehingga terasa sakit karena terhimpit oleh celana panjang yang kukenakan, maka secara tergesagesa tangan kiriku menarik sleting celana dan mengeluarkan batang penisku yang tegak kaku.
Dari sudut matanya, Fatma melihat apa yang kulakukan dan dengan mata yang terbelalak dan mulut ternganga ia menjerit pelan melihat penisku yang tegak kaku keluar dari dalam celana
Aaaihhh.
Dari sorot matanya, tampak gairah yang semakin menyalanyala ketika menatap penis tegakku. Belaian tangan kananku semakin naik ke atas., ke lututnya, lalu. Cukup lama bermain di pahanya yang sangat halus., Fatma semakin menggelinjang ketika tangan kananku bermain di pahanya yang halus, dan mulutnya terusterusan mengerang dan mengeluh nikmat
Euhh.. ouhhhh.. hmmmnnn. Ahhhhh
Tanganku lalu naik menuju pangkal paha., terasa bahwa bagian cd yang berada tepat di depan vaginanya sudah sangat lembab dan basah. Tubuhnya bergetar hebat ketika jari tanganku tepat berada di depan vaginanya, walaupun masih terhalang CD yang dikenakannya, tubuhnya mengeliat kaku menahan rangsangan nikmat yang semakin menderanya sambil mengeluarkan deru nafas yang semakin tersengal
Ouh.ouhhhh
Ketika tangan kananku menarik CD yang ia kenakan., ternyata kedua tangan Fatma membantu meloloskan CD Itu dari tubuhnya. Kusingkapkan bagian bawah gamis yang ia kenakan ke atas hingga sebatas pinggang, hingga tampak olehku vaginanya yang indah menawan, kepalanya kuletakan pada sandaran lengan kursi..,
kemudian pahanya kubuka lebarlebar.., kaki kananku menggantung ke bawah kursi, sedangkan kaki kiriku terlipat di atas kursi. Dengan masih mengenakan celana panjang, kuarahkan penisku yang keluar melalui sleting yang terbuka ke lubang vagina yang merangsang dan sebentar lagi akan memberikan berjutajuta kenikmatan padaku.
Ku gesekgesekan kepala penisku pada lipatan liang vaginanya yang semakin basah..
Auwauw.. Uuhhhh.. uuuhhh. Ohhh .
Dia mengaduh dan mengeluh membuatku bertanyatanya apakah ia merasa kesakitan atau menahan nikmat, tapi kulihat pantatnya naik turun menyambut gesekan kepala penisku seolah tak sabar ingin segera dimasuki oleh penisku yang tegang dan kaku. Lalu dengan hentakan perlahan ku dorong penisku dan Blessshhh.
Kepala penisku mulai menguak lipatan vaginanya dan memasuki lorong nikmat itu dan..
AUW AUW. Auw Ouhhhuhhhh aaahhhh
Tanpa dapat terkendali Fatma mengaduh dan mengerang nikmat dan mata terpejam rapat., rintihan dan erangan Fatma semakin merangsangku dan secara perlahan aku mulai memaju mundurkan pantatku agar penisku mengocok liang vaginanya dan memberikan sensasi nikmat yang luar biasa.
Hal yang luar biasa dari Fatma ternyata dia terus mengaduh dan mengerang setiap aku menyodokkan batang penisku ke dalam vaginanya. Rupanya dia merupakan tipe wanita yang selalu mengaduh dan mengerang tak terkendali dalam mengekspresikan rasa nikmat seksual yang diterimanya. Tak berapa lama kemudian, tanpa dapat kuduga, kedua tangan Fatma merengkuh pantatku dan menarik pantatku kuatkuat dan pantatnya diangkatnya sehingga seluruh batang penisku amblas ditelan liang vagina yang basah, sempit dan nikmat. Lalu tubuhnya kaku sambil mengerang nikmat
Auuuww. Auuuwww Auuuuuhhhh.. Aakkkhhhh..
kedua kakinya terangkat dan betisnya membelit pinggangku dengan telapak kaki yang menekan kuat pantatku hingga gerakan pantatku agak terhambat dan kedua tangannya merengkuh pundakku dengan kuat dan beberapa saat kemudian tubuhnya kaku namun dinding vaginanya memijit dan berkedut sangat kuat dan nikmat membuat mataku terbelalak menahan nikmat yang tak terperi
Lalu . badannya terhempas lemah, namun liang vaginanya berkedut dan meremas dengan sangat kuat batang penisku sehingga memberikan sensasi nikmat yang luar biasa.
Gairah yang begitu tinggi akibat rangsangan yang diterimanya telah mengantarnya menuju orgasmenya yang pertama. Keringat tubuhku membasahi baju membuatku tidak nyaman, sambil membiarkannya menikmati sensasi nikmatnya orgasme yang baru diperolehnya dengan posisi penisku yang masih menancap di liang vaginanya, aku membuka bajuku hingga bertelanjang dada tetapi masih mengenakan celana panjang.
Lalu secara perlahan aku mulai mengayun pantatku agar penisku mengocok liang vaginanya.
Rasa nikmat kembali menderaku akibat gesekan dinding vaginanya dengan batang penisku. Perlahan namun pasti, pantat Fatma merespon setiap gerakan pantatku. Pinggul dan pantatnya bergoyang dengan erotis membalas setiap gerakanku.
Mulutnyapun kembali mengaduh mengekspresikan rasa nikmat yang kembali dia rasakan
AuwAuw Auuuwww. Ouhhh. Aahhh
Rangsangan dan rasa nikmat yang kurasakanpun semakin menjadijadi. Dan erangan nikmatnyapun terusmenerus diperdengarkan oleh bibirnya yang tipis menggairahkan sambil kepala yang bergoyang kekiri dan ke kanan diombangambingkan oleh rasa nikmat yang kembali menderanya
AuwAuw Auuuwww. Oohhh ohhh oohhh
Erangan nikmat semakin tak terkendali dan seolah puncak kenikmatan akan kembali menghampirinya hal ini tampak dari gelinjang tubuhnya yang semakin cepat dan kedua tangannya yang kembali menariknarik pantatku agar penisku masuk semakin dalam mengobokobok liang nikmatnya dan kedua kakinya sudah mulai membelit pantatku. Namun aku mencabut penisku , dan hal itu membuat Fatma gelagapan sambil berkata terbatabata
Ke..napa..di cabut? Ouh. Oh
Dengan sorot mata protes dan napas yang tersengalsengal
Ribet .
Kataku, sambil berdiri dan membuka celana panjang sekaligus dengan CD yang kukenakan.
Lalu sambil menatapnya
Gamisnya buka dong..!
Dia menatapku ragu.., namun dorongan gairah telah membutakan pikirannya apalagi dengan penuh gairah dia melihatku telanjang bulat di hadapannya, maka dengan tergesagesa dia berdiri dihadapanku dan melolosi seluruh pakaian yang dikenakannya, mataku melotot menikmati pemandangan yang menggairahkan itu. Oohhh.
kulitnya benarbenar putih dan halus, penisku teranggukangguk semakin tegang dan keras. Dia melepaskan gamis dan BHnya sekaligus, hingga dihadapanku telah berdiri bidadari yang sangat cantik menggairahkan dalam keadaan bulat menantangku untuk segera mencumbunya.
Dalam keadaan berdiri aku langsung memeluknya dan bibirku mencium bibirnya dengan penuh gairah. Diapun menyambut ciumanku dengan gairah yang tak kalah panasnya. Bibir dan lidahku menjilati bibir, pipi lalu ke lehernya yang jenjang yang selama ini selalu tertutup oleh jilbabnya yang lebar. Fatma mendongakkan kepala hingga lehernya semakin mudah kucumbu Penisku yang tegang menekannekan selangkangannya membuat dia semakin bergairah.
Dengan gemetar, tangannya meraih batang penisku dan mengarahkan kedepan liang vaginanya yang sudah sangat basah dan gatal., kaki kanannya dia angkat keatas kursi sehingga kepala penisku lebih mudah menerobos liang vaginanya dan blesshh.. kembali rasa nikmat menjalar di sekujur pembuluh nadiku dan mata Fatmapun terpejam merasakan nikmat yang tak terperi dan dari mulutnyapun erangan nikmat
Auw Auww Oohh.. akhhh.
Kepalanya terdongak dan kedua tangannya memeluk erat punggungku. Lalu pantatku mulai bergerak maju mundur agar batang penisku menggesek dinding vaginanya yang sempit, basah dan berkedut nikmat menyambut setiap gesekan dan kocokan batang penisku yang semakin tegang dan bengkak. Diiringi dengan rintihan nikmat Fatma yang khas
Auw Auw Ouhh ouhhahhh
Sambil pantatku memompa liang vaginanya yang nikmat, kepala Fatma semakin terdongak ke belakang sehingga wajahku tepat berada didepan buahdadanya yang sekal dan montok, maka mulut dan lidahku langsung menjilati dan menghisap buah dada indah itu.. putting susunya semakin menonjol keras. Fatma semakin mengerang nikmat
Auw Auw Ouhh ouhhahhh
Gerakan tubuh Fatma semakin tak terkendali, dan tibatiba kedua kakinya terangkat dan membelit pinggangku, kemudian dia melonjaklonjankkan tubuhnya sambil memeluk erat tubuhku sambil menjerit semakin keras
Auw Auw Ouhh ouhhahhh.
Kedua tanganku menahan pantatnya agar tidak jatuh dan penisku tidak lepas dari liang vaginanya sambil merasakan nikmat yang tak terperi Tak lama kemudian kedua tangannya memeluk erat punggungku dan mulutnya menghisap dan menggigit kuat leherku. Tubuhnya kaku., dan dinding vaginanya meremas dan memijitmijit nikmat batang penisku. Dan tak lama kemudian
AAAAUUUUWWWW..Hhhooohhhh.
Dia mengeluarkan jeritan dan keluhan panjang sebagai tanda bahwa dia telah mendapatkan orgasme yang kedua kali
Tubuhnya melemas dan hampir terjatuh kalau tak ku tahan. Lalu dia terduduk di kursi sambil mengatur nafasnya yang tersengalsengal, badannya basah oleh keringat yang bercucuran dari seluruh poripori tubuhnya.
Tapi dibalik rasa lelah yang menderanya, gairahnya masih menyalanyala ketika melihat batang penisku yang masih tegang menganggukangguk. Aku duduk disampingnya dengan nafas yang memburu oleh gairah yang belum terpuaskan. Tibatiba dia berdiri membelakangiku, kakinya mengangkang dan pantatnya diturunkan mengarahkan liang vaginanya agar tepat berada diatas kepala penisku yang berdiri tegak.
Tangan kanannya meraih penisku agar tepat berada di depan liang vaginanya dan bleshhhh.
AUUWW. Auww. Ahhhh
Secara perlahan dia menurunkan pantatnya sehingga kembali batang penisku menyusuri dinding vagina yang sangat nikmat dan memabukkan..
Aaahhh
erangan nikmat kembali keluar dari mulutnya. Lalu dia mulai menaik turunkan pantatnya agar batang penisku mengadukngaduk vaginanya dari bawah..
Semakin lama gerakannya semakin melonjaklonjak sambil tiada henti mengerang penuh kenikmatan, kedua tanganku memegang kedua buahdadanya dari belakang sambil meremas dan mempermainkan putting susu yang semakin keras dan menonjol. Kepalanya mulai terdongak dan menoleh kebelakang mencari bibirku atau bagian leherku yang bisa diciumnya dan kamipun berciuman dalam posisi yang sangat menggairahkan lonjakan tubuhnya semakin keras dan kaku dan beberapa saat kemudian kembali batang penisku merasakan pijatan dan remasan yang khas dari seorang wanita yang mengalami orgasme sambil menjerit nikmat
AAAUUUUUWWWWW.. Aaakkhhhh
Namun saat ini, aku tidak memberi waktu padanya untuk beristirahat, karena aku merasa ada dorongan dalam tubuhku untuk segera mencapai puncak, karena napasku sudah tersengalsengal tidak teratur, maka kuminta ia untuk posisi nungging dengan kaki kanan di lantai sedang kaki kiri di tempat duduk kursi sedangkan kedua tangannya bertahan pada kursi. Lalu kaki kananku menjejak lantai sedang kaki kiriku kuletakkan dibelakang Kaki kirinya sehingga selangkanganku tepat berada di belahan pantatnya yang putih, montok dan mengkilat oleh basahnya keringat. Tangan kananku mengarahkan kepala penisku tepat pada depan liang vaginanya yang basah dan semakin menggairahkan. Lalu aku mendorong pantatku hingga blessshhh.
Auw Auw Ouhhhh.
Kembali ia mengeluh nikmat ketika merasakan batang penisku kembali memasuki dirinya dari belakang. Kugerakan pantatku agar batang penisku kembali mengocok dinding vaginanya. Fatma memaju mundurkan pantatnya menyambut setiap sodokan batang penisku sambil tak hentihenti mengerang nikmat..Ouh ohhhayoo.. Pakayo ohhouhh Rupanya dia merasakan batang penisku yang semakin kaku dan bengkak yang menandakan bahwa beberapa saat lagi aku mencapai orgasme. Dia semakin bergairah menyambut setiap sodokan batang penisku, hingga akhirnya gerakan tubuhku semakin tak terkendali dan kejangkejang dan pada suatu titik aku menancapkan batang penisku sedalamdalamnya pada liang vaginanya yang disambut dengan remasan dan pijitan nikmat oleh dinding vaginanya sambil berteriak nikmat
Auuuuwwwhhhhhhh Aakkhhh.
Dan diapun berteriak nikmat bersamaan denganku. Dan Cretttt. Creeetttt crettttt spermaku terpancar deras membasahi seluruh rongga diliang vaginanya yang nikmat
Tubuh Fatma ambruk telungkup dikursi dan tubuhkupun terhempas di kursi sambil memeluk tubuhnya dari belakang dengan helaan napas yang tersengalsengal kecapaian punggungku tersandar lemas pada sandaran kursi sambil berusaha menarik nafas panjang menghirup udara sebanyakbanyaknya.
Dan kuperhatikan Fatmapun tersungkur kelelahan sambil telungkup di atas kursi. Sambil beristirahat mengumpulkan napas dan tenaga yang hilang akibat pergumulan yang penuh nikmat, mataku menatap tubuh bugil Fatma yang basah oleh keringat. Dan terbayang olehku betapa liarnya Fatma barusan pada saat dia mengekspresikan kenikmatan seksual yang menghampirinya. Semua itu diluar dugaanku.
Aku tak menyangka Fatma yang demikian anggun dan lemah lembut bisa demikian liar dalam bercinta Mataku menyusuri seluruh tubuh Fatma yang bugil dan basah oleh keringat.
Uhhh. .. Tubuh itu benarbenar sempurna Putih , halus dan mulus. Beruntung sekali malam ini aku bisa menikmati tubuh indah ini.
Aku terus menikmati pemandangan indah ini, sementara Fatma nampaknya benarbenar kelelahan sehingga tak sadar bahwa aku sedang menikmati keindahan tubuhnya Semakin aku memandangi tubuh indah itu, perlahanlahan gairahku muncul kembali seiring dengan secara bertahap tubuhku pulih dari kelelahan yang menimpaku.
Dalam hati aku berbisik agar malam ini aku bisa menikmati tubuh Fatma sepuaspuasnya sampai pagi. Membayangkan hal itu, gairahku dengan cepat terpompa dan perlahanlahan penisku mulai mengeras kembali.
Perlahan tanganku membelai pinggulnya yang indah, dan bibirku menciumi pundaknya yang basah oleh keringat., namun nampaknya Fatma terlalu lelah untuk merespon cumbuanku, dia masih terlena dengan kelelahannya mungkin dia tertidur kelelahan.
Posisi kami yang berada di atas kursi panjang ini membuatku kurang nyaman, maka kuhentikan cumbuanku, kedua tanganku merengkuh tubuh indah Fatma dan dengan sisasisa tenaga yang mulai pulih kubopong tubuh indah itu ke kamar.
Dengan penuh semangat aku membopong tubuh bugil Fatma kearah kamar.
Kuletakkan tubuhnya dengan hatihati dalam posisi telentang. Fatma hanya melenguh lemah dengan mata yang masih terpejam. Aku duduk di atas kasur sambil memperhatikan tubuh indah ini lebih seksama.
Semakin keperhatikan semakin terpesona aku akan kesempurnaan tubuh Fatma yang sedang telanjang bugil. Kulit yang demikian putih , halus dan mulus.. dengan bagian selangkangan yang benarbenar sangat indah dan merangsang.
Di selasela liang vaginanya terlihat lelehan spermaku yang keluar dari dalam liang vaginanya mengalir keluar ke selasela kedua pahanya.. Aku mengambil tissue yang ada di pinggir tempat tidur dan mengeringkan lelehan sperma itu dengan penuh perasaan.
Fatma menggeliat lemah., lalu matanya terbuka sedikit sambil mendesah..
uhhh
Bibir dan lidahku tergoda untuk menciumi dan menjilati batang paha Fatma yang demikian putih dan mulus. Dengan penuh nafsu bibir dan lidahku mulai mencumbu pahanya. Seluruh permukaan kulit paha Fatma kuciumi dan jilati tak ada satu milipun yang terlewat. Lambat laun gairah Fatma kembali terbangkitkan, mulutnya mendesis nikmat dan penuh rangsangan
uhhh.. ohhhh sssssttt
Sementara telapak tanganku bergerak lincah membelai dan mengusap paha, pantat, perut dan akhirnya meremasremas buahdadanya yang montok. Erangannya semakin keras ketika aku memelintir putting susunya yang menonjol keras
Euhh.. Ouhhh. Auw Ahhh
Disertai dengan gelinjang tubuh menahan nikmat yang mulai menyerangnya. Penisku semakin keras dan aku mulai memposisikan kedua pahaku di bawah kedua pahanya yang terbuka, lalu mengarahkan penisku ke tepat di lipatan vaginanya yang basah dan licin.
Kugesekgesekan kepala penisku sepanjang lipatan vaginanya, tubuhnya semakin bergelinjang., pantatnya bergerakgerak menyambut penisku seolaholah tak sabar ingin ditembus oleh penis tegangku. Namun aku terus merangsang vaginanya dengan penisku., dia semakin tak sabar tubuhnya semakin bergelinjang hebat.
Dan akhirnya ia bangkit dan mendorong tubuhku hingga telentang di atas kasur, dia langsung menduduki selangkanganku mengangkat pantatnya dan tangannya dengan gemetar meraih penisku dan mengarahkan ke tepat liang vaginanya, lalu langsung menekan pantatnya dalamdalam hingga. Blessshhhh. batang penisku langsung menerobos dinding vaginanya yang basah namun tetap sempit dan berdenyutdenyut. Mataku nanar menahan nikmat., napasku seolaholah terhenti menahan nikmat yang ku terima
Uhhhh..
Mulutku berguman menahan nikmat. Dengan mata terpejam menahan nikmat, Fatmapun mengaduh.
Auuww. OOhhhhhhh
Pantatnya dia diamkan sejenak merasakan rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Lalu secara perlahan dia menaik turunkan pantatnya hingga penisku mengocokngocok vaginanya dari bawah.. Erangan khasnya kembali dia perdengarkan
Auw.. auw. auw euhhhh..
Semakin lama gerakan pantatnya semakin bervariasi, kadang berputarputar. Kadang maju mundur dan terkadang ke atas ke bawah bagaikan piston sambil tak hentihentinya mengaduh nikmat
Gerakannya semakin lincah dan liar, membuat aku tak hentihentinya menahan nikmat. Kembali aku terpana oleh keliaran Fatma dalam bercinta., sungguh aku tak menyangka..Wanita sholeh., anggun dan lembut ini begitu liar dan lincah.
Ouhhhh. ouhhhh
Aku pun mengeluh nikmat menyahuti erangan nikmat yang keluar dari bibirnya yang tipis. Buahdadanya yang montok dan indah terguncangguncang keras akibat gerakannya yang lincah dan membuatku tanganku terangsang untuk meremasnya, maka kedua buahdada itu kuremasremas gemas. Fatma semakin mengerang nikmat
Auw. Auw.auhh.ouhhh
Lalu gerakannya semakin keras tak terkendali, kedua tangannya mencengkram erat kedua tanganku yang sedang meremasremas gemas buahdadanya,, dan badannya melenting sambil menghentakhentakkan pantatnya dengan keras hingga penisku masuk sedalamdalamnya.
Dan akhirnya tubuhnya kaku disertai dengan jeritan yang cukup keras
Aaaaakkhhhsssss.
Dan tubuhnya ambruk menindihku. Namun dinding vaginanya berdenyutdenyut serta meremasremas batang penisku. Membuatku semakin melayang nikmat.
Ya. Fatma baru saja memperoleh orgasme yang pertama di babak kedua ini. Dengan tubuh yang lemas dan napas yang tersengalsengal bagaikan orang sudah melakukan lari marathon bibirnya menciumi lembut pipiku dan berkata sambil mendesah
Bapak. Benarbenar hebat.
Lalu mengecup bibirku dan kembali kepalanya terkulai di samping kepalaku sehingga dadaku merasakan empuknya dihimpit oleh buahdadanya yang montok.
Penis tegangku masih menancap dengan kokoh di dalam liang vaginanya, dan semakin lama denyutan dinding vaginanyapun semakin melemah Kugulingkan tubuhnya hingga tubuhku menindih tubuhnya dengan tanpa melepaskan batang penisku dari jepitan vaginanya.
Tangan kananku meremasmeremas buah dadanya diselingin memilinmilin putting susu sebelas kiri, sementara bibirku menjilati dan menghisaphisap putting susu sebelah kanan, sambil pantatku bergerak perlahan mengocokngocok vaginanya.
Perlahan namun pasti, Fatma mulai menggeliat perlahanlahan, rangsangan kenikmatan yang kulakukan kembali membangkitkan gairahnya yang baru saja terpuaskan
Emmhhh euhhhh auh..
Dengan kembali dia mengerang nikmat Pinggulnya bergoyang mengimbangi goyanganku. Kedua tangannya merengkuh punggungku.
Auw. Auw ahhh.auhhh
Kembali dia mengaduh dengan suara yang khas, menandakan kenikmatan telah merasuki dirinya Goyang pinggulnya semakin lincah disertai dengan jeritanjeritannya yang khas. Dalam posisi di bawah Fatma menampilkan gerakangerakan yang penuh sensasi Berputar., menghentakhentak , maju mundur bahkan gerakan patahpatah seperti yang diperagakan oleh penyanyi dangdut terkenal. Kembali aku terpana oleh gerakangerakannya. Yang semua itu tentu saja memberikan kenikmatan yang tak terhingga padaku.. Sambil mengerang dan mengaduh nikmat, tangannya menarik kepalaku hingga bibirnya bisa menciumi dan menghisap leherku dengan penuh nafsu. Gerakan pinggul Fatma sudah berubah menjadi lonjakanlonjakan yang keras tak terkendali, kedua kakinya terangkat dan membelit dan menekan pantatku hingga pantatku tidak bisa bergerak, Kedua tangannya menariknarik pundakku dengan keras dengan mata terpejam dan gigi yang bergemeretuk.
Dan akhirnya tubuhnya kaku sambil menjerit seperti yang yang disembelih
AAkkkkkhhhh.
Kembali Fatma mengalami orgasme untuk ke sekian kalinya. Aku hanya terdiam tak bisa bergerak tapi merasakan nimat yang luar biasa, karena walaupun terdiam kaku, namun dinding vagina Fatma berkontraksi sangat keras sehingga memijit dan memeras nikmat batang penisku yang semakin membengkak Tak lama kemudian tubuhnya melemas., kedua kakinya sudah terjulur lemah Kuperhatikan napasnya tersengalsengal, Fatma menatap wajahku yang berada diatas tubuhnya.,
Lalu dia tersenyum seolaholah ingin mengucapkan terima kasih atas puncak kenikmatan yang baru dia peroleh.
Kukecup bibirnya dengan lembut Tubuhku kutahan dengan kedua tangan dan kakiku agar tidak membebani tubuhnya, Sambil bibirku terus menciumi bibir, pipi, leher , dada, hingga putting susunya untuk merangsangnya agar gairahnya segera bangkit kembali
Kuubah posisi tubuhku hingga aku terduduk dengan posisi kedua kaki terlipat dibawah kedua paha Fatma yang terangkat mengapit pinggangku. Buahdadanya yang indah dan basah oleh keringat begitu menggodaku. Dan kedua tanganku terjulur untuk meremasremas buah dada yang montok dan indah
Euhh. Euhhh.
Kembali tubuhnya menggeliat merasakan gairah yang kembali menghampirinya. Sambil kedua tanganku mempermainkan buahdadanya yang montok, pantatku kembali berayun agar penisku kembali mengadukngaduk liang vagina Fatma yang tak hentihentinya memberikan sensasi nikmat yang sukar tuk dikatakan.
Hentakan pantatku semakin lama semakin keras membuat buah dadanya terguncangguncang indah. Erangan nikmat yang khas kembali dia perdengarkan. Kepalanya bergerak ke kanan dan kekiri seperti dibanting oleh rasa nikmat yang kembali menyergapnya
Pinggul Fatma mulai membalas setiap hentakan pantatku.., bahkan semakin lama semakin lincah disertai dengan lenguhan dan jeritan nikmat yang khas. Kedua tanganku memegangi kedua lututnya hingga pahanya semakin terbuka lebar membuat gerakan pinggulku semakin bebas dalam mengaduk dan mengocok vaginanya.
Auw.Auw. Auw. Aahhh.ahhhh
Erangan nikmat semakin meningkatkan gairahku. Dan penisku semakin bengkak. Dan ternyata dengan posisi seperti membuat jepitan vagina semakin kuat dan membuatku semakin nikmat. Dan tanpa dapat kukendalikan gerakanku semakin liar tak terkendali seiring dengan rasa nikmat yang semakin menguasai diriku Fatmapun mengalami hal yang sama, penisku yang semakin membengkak dengan gerakangerakan liar yang tak terkendali membuat orgasme kembali dengan cepat menghampirinya dan dia pun kembali menjeritjerit nikmat menjemput orgasme yang segera tiba
Auw.Auw. Auw. Aahhh.ahhhh
Akupun merasa bahwa orgasme akan menghampiriku., tanpa dapat kukendalikan gerakan sudah berubah menjadi hentakanhentakan yang keras dan kaku. Hingga akhirnya orgasme itu datang secara bersamaan dan kamipun menjerit secara bersamaan bagaikan orang yang tercekik.
AAkkkkkkhhssss..
Pinggul kami saling menekan dengan keras dan kaku sehingga seluruh batang penisku amblas sedalamdalamnya dan beberapa saat kemudian. Creetttt.creeettttt. cretttt..
Sperma kental terpancar dari penisku menyirami liang vagina Fatma yang juga berdenyut dan meremas dengan hebatnya Tubuhkupun ambruk ke pinggir tubuh Fatma yang terkulai lemah., namun pantatku masih diatas selangkangan Fatma sehingga Penisku masih menancap di dalam liang vaginanya. Kami benarbenar kelelahan sehingga akupun tertidur dalam posisi seperti itu.
Malam itu benarbenar kumanfaatkan untuk menikmati tubuh Fatma sepuaspuasnya.. Entah berapa kali malam itu kami bersetubuh., yang kutahu adalah kami selalu mengulangi berkalikali. Hingga hampir subuh. Dan tertidur dengan pulasnya karena semua tenaga telah terkuras habis
Pagipaginya sekitar jam 6 pagi aku mendengar Fatma menjerit..
Apa yang telah terjadi..? Kenapa bisa terjadi begini..?
Lalu dia menangis tersedusedu sambil tiada henti mengucap istigfar. Sambil tak mengerti mengapa kejadian semalam bisa terjadi.
Tak lama kemudian dia berkata padaku sambil menangis
Sebaiknya bapak secepatnya meninggalkan tempat ini!
katanya marah . Akupun keluar kamar memunguti pakaianku yang tercecer diluar kamar dan mengenakannya serta keluar dari kamarnya sambil membawa laptop dan kembali ke kamarku. Sedangkan Fatma terus menangis menyesali apa yang telah terjadi.
Sejak saat itu selama sisa masa workshop, Fatma benarbenar marah besar padaku, dia memandangku dengan tatapan marah dan benci. Aku jadi salah tingkah padanya dan tak berani mendekatinya.
Dan sampai hari terakhir workshop Fatma benarbenar tidak mau didekati olehku. Setelah aku keluar dari kamar hotelnya, Fatma terus menangis menyesali apa yang telah terjadi. Dia tak habis mengerti mengapa gairahnya begitu tinggi malam tadi dan tak mampu dia kendalikan sehingga dengan mudahnya berselingkuh denganku.
Ingat akan kejadian semalam, kembali dia menangis menyesali atas dosa besar yang dilakukannya. Dia merasa sangat bersalah karena telah menghianati suaminya, apalagi pada saat dia mengingat kembali betapa dia sangat menikmati dan puas yang tak terhingga pada saat bersetubuh denganku.
Ya dalam hatinya yang paling dalam, secara jujur Dia mengakui, bahwa malam tadi adalah pengalaman yang baru pertama kali dialami seumur hidupnya, dapat merasakan kenikmatan orgasme yang berulangulang dalam satu malam, Dia sampai tidak ingat, entah berapa puluh kali dia mencapai puncak orgasme, akibatnya dia merasakan tulangnya bagaikan dilolosi sehingga terasa sangat lemah dan lunglai, habis semua tenaga terkuras oleh pertarungan semalam yang begitu sensasional. Dan hal itu belum pernah dia alami selama berumah tangga dengan suaminya.
Suaminya paling top hanya mampu mengantarnya menjemput satu kali orgasme bersamaan dengan suaminya, setelah itu tertidur sampai subuh dan itupun jarang sekali terjadi.
Yang paling sering adalah dia belum sempat menjemput puncak kenikmatan, suaminya sudah ejakulasi terlebih dahulu, meninggalkan dia yang masih gelisah karena belum mencapai puncak.
Dan peristiwa tadi malam, benarbenar istimewa karena dia mampu mencapai kenikmatan puncak yang melelahkan hingga berkalikali. Ingat akan hal itu kembali dia menyesali diri, kenapa dia mendapatkan kenikmatan bersetubuh yang luar biasa harus dari orang lain dan bukan dari suaminya sendiri. Kembali dia menangis
Dia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi dan bertobat atas dosa besar yang dilakukannya. Dan dia akan menjauhi diriku agar tidak tergoda untuk yang kedua kalinya. Itulah sebabnya selama sisa waktu workshop, dia selalu menjauh dariku. Hari terakhir workshop, Fatma begitu gembira karena akan meninggalkan tempat yang memberinya kenangan buruk ini dan Dia begitu merindukan suaminya sebagai pelampiasan atas kesalahan yang sangat disesalinya.
Sehingga begitu tiba di rumah, dia memeluk suaminya penuh kerinduan. Tentu saja suaminya sangat bahagia melihat istrinya datang setelah seminggu berpisah. Dan malamnya setelah anakanak tidur mereka melakukan hubungan suami istri.
Fatma begitu bergairah tidak seperti biasanya, dia demikian aktif mencumbu suaminya. Hal ini membuat suaminya aneh sekaligus bahagia, aneh karena selama ini suaminyalah yang meminta dan merangsangnya sedangkan Fatma lebih banyak mengambil posisi sebagai wanita yang menerima, tapi kali ini sungguh beda
Fatma begitu aktif dan bergairah. Tentu saja perubahan ini membuat suaminya sangat bahagia, suaminya berfikir baru seminggu tidak bertemu saja istrinya sudah demikian merindukannya sehingga melayani suaminya dengan sangat bergairah.
Dan akhirnya suaminyapun tertidur bahagia Namun, lain yang dialami suami, lain pula yang dialami oleh Fatma, malam itu Fatma begitu kecewa, Dia begitu bergairah dan berharap untuk meraih puncak bersama suaminya, namun belum sempat dia mencapai puncak, suaminya telah sampai duluan.
Suaminya mengecup bibirnya penuh rasa sayang, sebelum akhirnya tertidur pulas penuh kebahagiaan, meninggalkan dirinya yang masih menggantung belum mencapai puncak. Fatmapun melamun Terbayang olehnya peristiwa di hotel, bagaimana dia bisa mencapai puncak yang luar biasa secara berulangulang.
Uhhh
Tanpa sadar dia mengeluh Di bawah alam sadarnya dia berharap kapan dia dapat kembali merasakan kepuasan yang demikian sensasional itu..? Namun buruburu dia beristigfhar setelah sadar bahwa peristiwa itu adalah suatu kesalahan yang sangat fatal.
Namun.., kekecewaan demi kekecewaan terus dialami Fatma setiap kali dia melakukan hubngan suami istri dengan suaminya. Dan selalu saja dia membandingkan apa yang dialaminya dengan suaminya; dengan apa yang dialaminya waktu di hotel denganku.
Hal itu membuatnya tanpa sadar sering menghayalkan bersetubuh denganku pada saat dia sedang bersetubuh dengan suaminya, dan hal itu cukup membantunya dalam mencapai kepuasan orgasme.
Dan tentu saja kondisi seperti itu membuatnya tersiksa, tersiksa karena telah berkhianat terhadap suaminya dengan membayangkan pria lain pada saat sedang bermesraan dengan suaminya. Semakin betambah hari, godaan mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dariku semakin besar karena dia tidak bisa mendapatkannya dari suaminya. Dan akhirnya dia menjadi sering merindukanku. Tentu saja hal ini merupakan siksaan baru baginya.
Itulah sebabnya, satu bulan setelah peristiwa di hotel, Fatma tidak terlihat membenciku. Bahkan secara sembunyisembunyi dia sering memperhatikan dan menatapku dengan tatapan penuh kerinduan.
Dia tidak marah lagi bila didekati olehku, bahkan dia tersenyum penuh arti bila bertatapan denganku. Hal ini tentu saja membuatku bahagia Namun perubahan itu, tidak membuat tingkah lakunya berubah.
Tetap saja Fatma menampilkan sosok wanita berjilbab yang anggun dan sholehah. Hingga pada waktu istirahat siang, dimana rekanrekan sekantor sedang keluar makan siang, Aku mendekati Fatma yang kebetulan saat itu belum keluar ruangan untuk beristirahat dan dengan hatihati aku berkata padanya
Bu, maaf saya atas kejadian waktu itu!
Aku berharapharap cemas menunggu reaksinya, namun akhirnya dia menjawab dengan jawaban yang sangat melegakan,
Sudahlah Pak, itu semua karena kecelakaan, saya juga minta maaf, karena tadinya menganggap, itu semua adalah kesalahan bapak., setelah saya pikir, sayapun bersalah karena membiarkan itu terjadi.
Dan selanjutnya sambil tersenyum manis, dia mohon ijin padaku untuk istirahat makan siang. Dan meninggalkan diriku di ruangan itu. Sejak saat itu terjadi perubahan drastis atas sikapnya terhadapku, dia menjadi sering tersenyum manis padaku, bisa diajak ngobrol olehku, bahkan kadangkadang membalas katakata canda yang aku lontarkan padanya..
Tentu saja perubahan ini, menimbulkan pikiran lain pada diriku, Ya pikiran untuk bisa kembali menikmati tubuhnya., tapi bagaimana caranya?
Langganan:
Postingan (Atom)